Aku bukan siapa-siapa,
hanya gadis kecil dengan gaun biru dan payung gelap,
yang duduk di stasiun tempat waktu menepi,
menyulam mendung jadi pelukan yang rapi.
Langit kerap datang padaku,
bukan untuk dijinakkan,
tapi untuk dihibur.
Ia bilang:
"Aku lelah menangis tanpa ada yang paham maknaku."
Maka kutawarkan senyum,
bukan sebagai obat,
tapi sebagai tempat pulang.
Totoro mungil di sisiku---Luno---
menyender manja seperti rahasia yang enggan dibuka,
kami tidak berkata banyak,
karena diam pun bisa jadi syair
bila hujan mau mendengarkan.
Aku menyukai hari yang nyaris hujan,
karena di sanalah orang-orang tak sadar,
betapa sunyi bisa menjadi hangat
jika kau mau memeluknya tanpa ragu.
Dan bila kau melihat gadis kecil
memegang payung di bawah kaca yang berembun,
percayalah,
itu bukan aku menunggu seseorang,
itu aku---
sedang menjaga langit agar tak jatuh berkeping di hatimu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI