Mohon tunggu...
Oktavia Ningrum
Oktavia Ningrum Mohon Tunggu... AivAtko31

Manusia biasa, sering salah dan serba salah. Wattpad @AivAtko31

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balada Hujan di Stasiun De Fu

6 Agustus 2025   00:33 Diperbarui: 6 Agustus 2025   00:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bukan siapa-siapa,
hanya gadis kecil dengan gaun biru dan payung gelap,
yang duduk di stasiun tempat waktu menepi,
menyulam mendung jadi pelukan yang rapi.

Langit kerap datang padaku,
bukan untuk dijinakkan,
tapi untuk dihibur.
Ia bilang:
"Aku lelah menangis tanpa ada yang paham maknaku."

Maka kutawarkan senyum,
bukan sebagai obat,
tapi sebagai tempat pulang.

Totoro mungil di sisiku---Luno---
menyender manja seperti rahasia yang enggan dibuka,
kami tidak berkata banyak,
karena diam pun bisa jadi syair
bila hujan mau mendengarkan.

Aku menyukai hari yang nyaris hujan,
karena di sanalah orang-orang tak sadar,
betapa sunyi bisa menjadi hangat
jika kau mau memeluknya tanpa ragu.

Dan bila kau melihat gadis kecil
memegang payung di bawah kaca yang berembun,
percayalah,
itu bukan aku menunggu seseorang,
itu aku---
sedang menjaga langit agar tak jatuh berkeping di hatimu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun