Mohon tunggu...
NIA
NIA Mohon Tunggu... Penulis - Finding place for ...

- Painting by the words

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanda Cinta

23 Desember 2019   15:10 Diperbarui: 12 Januari 2022   08:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba di paralayang, kami disuguhkan taburan gemintang di angkasa. Kami memutuskan untuk rebahan di rerumputan menikmati indahnya benda berkelap-kelip. Kami telah memoleskan lotion anti nyamuk, jadi tak perlu khawatir akan mengalami pengurangan darah akibat gigitan nyamuk.

"Enggak terasa ya, sebentar lagi udah libur semester. Setelah itu magang, skripsi dan lulus." Rizaldy memulai obrolan. Aku hanya menggumam. Untuk pertama kali sejak bertemu dengannya, pengelihatanku menemukan pengalihan lain yang lebih indah dari wajah Rizaldy. Bintang.

"Setelah lulus rencanamu apa?"

"Kerja," jawabku.

"Oh, kirain mau nikah."

Aku tertawa. Benar juga. Mungkin itu bagian dari rencana setelah lulus. Beberapa teman kami juga sudah ada rencana menuju pelaminan, termasuk Gita dan calon suami hasil taarufnya tiga bulan lalu.

"Gimana bisa menikah, pasangan belum ada," ucapku. Saat mengatakan itu, hatiku berharap pada sosok Rizaldy. Seketika wajahnya tergambar dalam otakku. Bintang di atas sana jadi tak indah lagi.

Rizaldy tertawa. Tawa yang dipaksakan. "Kalau pasangannya aku gimana?" tanyanya kemudian. Itu bukanlah pertanyaan yang bisa dengan mudah kujawab. Aku hanya menoleh padanya tanpa sepatah kata pun.

"Kita ... akan seperti apa?" Dia memperjelas maksudnya. Aku masih membisu.

Rizaldy merubah posisi rebahan menjadi duduk bersila. Aku mengikuti gerakannya. Udara dingin membelai wajahku. Kami terdiam beberapa saat hingga Rizaldy berkata, "Bukan pertama kalinya aku suka dengan seseorang. Tapi, perasaan sedalam ini baru kurasakan denganmu."

Napasku tercekat. Aku tidak berani memandang wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun