Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Di Balik Tren Lukis Lutut pada Flapper Pemberontak

19 September 2025   19:00 Diperbarui: 16 September 2025   10:24 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Louise Brooks artis yang bergaya Flapper. (via Kompas.com)

Industri melihat peluang besar. Flapper bukan cuma simbol pemberontakan sosial, mereka juga gambaran konsumen modern yang mandiri, sebagaimana dicatat BI Norwegian Business School pada 2015.

Pada akhirnya, gemerlap era itu meredup. Pemicunya adalah Depresi Besar yang dimulai setelah 1929 ketika pasar saham anjlok.

Krisis global mengubah segalanya. Prioritas bergeser dari pesta dan kebebasan ke soal bertahan hidup. Maryland Center for History and Culture menuliskan hal ini.

Meski begitu, menyalahkan krisis sebagai satu-satunya sebab terasa berlebihan. Budaya punya siklus. Publik bisa jadi mulai jenuh pada citra pemberontakan, sementara generasi berikutnya mencari tampilan yang lebih elegan dan dewasa.

Semangat kebebasan ala flapper tidak lenyap. Ia berubah bentuk. Perlahan menyatu ke dalam norma masyarakat. Dan meletakkan fondasi penting bagi perempuan. Terutama untuk gerakan-gerakan di masa depan.

***

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun