Program ini memang menjanjikan, tapi dengan memberi uang saja tidak cukup. Tantangannya lebih besar dari itu.Â
Salah satu masalah besar adalah SDM di desa. Masalahnya, bukan cuma soal uang, tapi bagaimana mengelola uang itu dengan baik.Â
Menurut data dari Kementerian Koperasi (2023), hanya 34% koperasi yang sehat dan aktif. Artinya, banyak koperasi yang masih punya masalah pengelolaan dan pengawasan.
Bagaimana kita bisa pastikan koperasi baru ini bisa kelola uang dengan baik? Kalau pengurusnya tidak tahu cara mengelola dana?Â
Di Jawa Timur, 60% koperasi gagal karena pengelolaan keuangan dan struktur yang lemah. Koperasi yang sukses butuh manajemen yang bagus, bukan hanya dana besar.
Selain SDM, ada masalah lain, yaitu literasi keuangan.Â
World Bank (2019) bilang hanya 36% penduduk desa yang tahu soal keuangan dasar. Ini masalah besar.Â
Koperasi sukses tidak hanya bergantung pada dana, tapi juga pemahaman keuangan. Kalau anggota koperasi tidak paham, uang bisa salah kelola, seperti KUD dulu.
Lalu, ada juga masalah koordinasi dengan BUMDes.Â
Data menunjukkan 52.000 desa belum punya koperasi, sementara 34.000 kelompok tani belum jelas transformasinya. Ini bisa bikin program tumpang tindih.Â
Kalau BUMDes dan koperasi Merah Putih tidak disinergikan, pemborosan bisa terjadi. Dengan anggaran yang terbatas, apa pemerintah siap menghadapi tumpang tindih ini?