Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menguji Relevansi Birokrasi Klasik di Dunia Modern

7 Februari 2025   22:00 Diperbarui: 6 Februari 2025   15:31 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sistem meritokrasi dalam birokrasi. (KOMPAS/SUPRIYANTO)

Sementara hierarki mengacu pada struktur yang terorganisir dengan jelas, di mana setiap individu tahu siapa atasan dan siapa bawahannya, serta siapa yang memiliki kewenangan dalam setiap level.

Ketika teori ini pertama kali diperkenalkan, konteksnya sangat berbeda dengan dunia kerja kita sekarang. 

Pada masa itu, birokrasi menjadi sangat penting karena masyarakat mulai berkembang menjadi lebih kompleks, dan organisasi membutuhkan cara yang lebih sistematis untuk mengelola pekerjaan mereka. 

Tetapi, apakah prinsip-prinsip ini masih relevan di dunia yang sudah terhubung ini?

Birokrasi Klasik di Organisasi Modern

Birokrasi klasik tidaklah statis. Seiring berjalannya waktu, banyak perusahaan dan organisasi yang menyesuaikan penerapan prinsip-prinsip tersebut agar lebih cocok dengan tuntutan zaman. 

Namun, pada dasarnya, prinsip-prinsip tersebut masih tetap dijunjung tinggi dalam banyak organisasi besar.

Sebagai contoh, meritokrasi tetap menjadi prinsip utama di banyak perusahaan besar, meskipun mereka mungkin telah mengadaptasi cara-cara baru dalam perekrutan dan penilaian karyawan. 

Perusahaan-perusahaan seperti Google dan Microsoft jelas mengutamakan kemampuan dan prestasi individu dalam pengambilan keputusan, baik dalam perekrutan maupun promosi. 

Tapi, mereka tidak hanya menilai kinerja dari angka semata; mereka lebih memperhatikan kreativitas, kemampuan beradaptasi, dan bahkan keberagaman. 

Menurut McKinsey & Company (2020), perusahaan dengan keberagaman yang lebih tinggi, baik dalam hal gender maupun etnis, cenderung memiliki kinerja finansial yang lebih baik, menunjukkan bahwa prinsip meritokrasi yang inklusif dapat berdampak positif pada hasil bisnis.

Namun, bagaimana dengan hierarki? Di banyak perusahaan teknologi besar, hierarki tradisional sudah mulai bergeser. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun