Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Akdemik sebagai Ekosistem: Iman, Ilmu, atau Sekedar Instiusi?

8 Oktober 2025   23:50 Diperbarui: 8 Oktober 2025   23:50 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompilasi Dokumen Perkuliahan Metris MP Kls. V/D MPI-S1 dimodifikasi Rabu, 8 Oktober 2025

Ketiga: Spirit Iman dalam Ilmu; Ekoteologi akademik mengingatkan bahwa ilmu tanpa iman kehilangan arah. Iman memberi orientasi moral dan keberlanjutan. Dalam konteks ekosistem akademik, iman menjadi energi yang menjaga integritas ilmiah dan empati sosial. Seorang dosen yang mengajar dengan nilai, dan mahasiswa yang meneliti dengan nurani, sedang menanamkan teologi keilmuan iman yang bekerja dalam bentuk ilmu.

Keempat: Kolaborasi sebagai Napas Ekosistem; Menurut Wenger, komunitas belajar sejati terbentuk ketika individu saling berbagi praktik dan makna. Dosen, mahasiswa, dan masyarakat perlu membangun community of practice yang memecah sekat birokrasi. Kolaborasi riset, proyek pengabdian, hingga kegiatan magang di lapangan bukan hanya kewajiban kurikulum, tetapi sarana tumbuhnya kepekaan sosial dan profesionalisme global.

Kelima: Keberlanjutan sebagai Etika Akademik; Ekosistem yang sehat harus berkelanjutan. Dalam konteks akademik, keberlanjutan berarti regenerasi ide, moral, dan kepemimpinan. Mahasiswa yang hari ini meneliti di madrasah atau sekolah Islam harus menjadi penggerak inovasi pendidikan di masa depan. Dosen berperan sebagai ecological mentor, memastikan bahwa nilai-nilai kebaikan ilmiah tetap lestari di tengah perubahan zaman.

Akademik yang berjiwa ekosistem adalah akademik yang hidup tempat iman dan ilmu saling menumbuhkan. Kampus tidak cukup menjadi institusi pengetahuan; ia harus menjadi rumah peradaban. Rekomendasinya, perguruan tinggi perlu memperkuat integrasi tridarma melalui: 1) Riset kolaboratif lintas lembaga, 2) Magang berbasis pengabdian sosial, 3) Dosen tamu profesional dari lapangan nyata, dan  Kurikulum yang menghubungkan teori, nilai, dan aksi.

Jika tridarma diibaratkan pohon ilmu, maka aksi sosial dan kolaborasi adalah oksigen yang membuatnya hidup. Akademik bukan hanya sistem, tetapi ekosistem iman dan ilmu yang menumbuhkan manusia pembelajar, bukan sekadar lulusan. Kampus yang demikianlah yang pantas disebut University 4.0  tempat sains, iman, dan kemanusiaan berpadu dalam keberlanjutan. Wallahu A'lam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun