Kuburan Belanda di Purwakarta kemungkinan disebut "kebon jahe" karena kesamaan nama dengan pemakaman kuno di Jakarta Pusat yang juga bernama Kebon Jahe Kober. Kata "kober" berarti kuburan, jadi "Kebon Jahe Kober" secara harfiah berarti "kuburan di kebun jahe". Sebutan ini kemudian bisa saja diadopsi untuk pemakaman Belanda di Purwakarta, terutama jika lokasi pemakaman tersebut juga berada di dekat area yang dikenal atau dulunya kebun jahe.
Penyebab Umum Disebut Kebon Jahe:
- Kesamaan Nama: Ada pemakaman kuno di Jakarta Pusat yang bernama Kebon Jahe Kober. Seringkali, nama tempat bersejarah disalin atau diadopsi ke lokasi lain yang memiliki karakteristik serupa atau hanya untuk memudahkan penyebutan.
- Asosiasi dengan "Kober": Kata "kober" sendiri berarti kuburan, dan "Kebon Jahe Kober" adalah nama resmi salah satu kuburan kuno di Jakarta yang berlokasi di kawasan Kebon Jahe.
- Lokasi yang Relatif Jauh: Pada zaman VOC, lokasi pemakaman Kebon Jahe di Jakarta merupakan area yang jauh dari pusat kota, dan sebutan "kebon jahe" merujuk pada daerah yang saat itu masih merupakan tanah perkebunan. Dengan adanya kesamaan nama ini, sangat mungkin pemakaman Belanda di Purwakarta juga disebut kebon jahe sebagai bentuk dari penamaan yang terus berlanjut atau untuk membedakannya dengan kuburan umum lainnya yang ada di Jakarta.
Penelusuran Sumber Sejarah Primer, Sekunder dan Tersier
Aku menemukan foto Elizabeth Frederika Westenenk—istri pertama Jan Christiaan Bedding—yang dapat diakses publik.
Elizabeth Frederika Westenenk bertunangan dengan Jan Christiaan Bedding (Aspirant-Controleur Binnenlands Bestuur op Java en Madoera) di Sumedang pada tanggal 31 Maret 1898.
Elizabeth Frederika Westenenk menikah dengan Jan Christiaan Bedding (Sumedang, 31 Mei 1899). Ini terekam dalam daftar peristiwa Hindia Belanda yang didigitalkan.