Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Refleksi Reshuffle Kabinet, Mencari "Ratu Adil" di Tengah Realita Politik

17 September 2025   23:19 Diperbarui: 18 September 2025   13:24 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Djamari Chaniago (kiri), Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Nanik Sudaryati Deyang (kedua kiri), Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir (ketiga kiri), Kepala Kantor Staf Kepresidenan M Qodari (keempat kiri), Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Reformasi Kepolisian Ahmad Dofiri (kedua kanan), dan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo (kanan) mengikuti pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan oleh Presiden Prabowo Subianto pada acara Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Dalam Sisa Masa Jabatan Periode Tahun 2024-2029 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww via kompas.com)

Pada 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kedua Kabinet Merah Putih dengan mengganti lima menteri. Perubahan di posisi strategis seperti Keuangan, dimana Sri Mulyani digantikan Purbaya Yudhi Sadewa, serta Koperasi dan Perlindungan Pekerja Migran, menyita perhatian utama. 

Tak lama berselang, pergantian juga menyentuh kursi Menko Polkam (Djamari Chaniago) serta Erick Thohir yang kembali duduk sebagai Menpora.

Seperti biasa, sebagian besar publik, media, dan kalangan pengamat menyambut dengan spekulasi dan harapan baru. 

Namun, di balik gegap gempita itu, pertanyaan mendasar tetap bergema: apakah reshuffle ini benar-benar melahirkan pemimpin yang adil? Atau hanya pergantian wajah yang mempercantik panggung, sementara nilai-nilai kepemimpinan tetap sama?

Mitos Ratu Adil: Cermin Moral Kepemimpinan yang Abadi

Dalam mitologi Jawa, Ratu Adil digambarkan sebagai sosok cacat fisik—tanpa mata, tanpa telinga, tanpa hidung. Simbol ini bukan kelemahan, melainkan pengingat profund bahwa pemimpin sejati tidak silau oleh gemerlap dunia (mata), tidak hanyut oleh bisikan kepentingan (telinga), dan tidak terjebak pada kenikmatan indrawi (hidung). 

Kekurangannya justru ditutupi oleh lingkar penasihat yang arif. Dari situ kita belajar bahwa kepemimpinan sejati tak berdiri sendiri, melainkan hidup dalam ekosistem nilai, integritas, dan kebersamaan.

Mitos ini mengajarkan tiga gegaran (prinsip) utama yang relevan hingga kini:

  1. Asih mring kawula dasih – kasih sayang kepada rakyat kecil, yang terwujud bukan sekadar program, melainkan keberanian memperjuangkan nasib mereka.

  2. Prasaja – kesederhanaan, menjauhi pencitraan kosong, dan fokus pada substansi kerja, bukan kemewahan jabatan.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun