Pemakaman Hindu-Budha / Lokal
- Sangat jarang diberi simbol khusus. Sering hanya ditulis Inlandsche begraafplaats tanpa tanda religius.
- Terkadang ditandai dengan simbol lingkaran kecil atau area berpagar.
Pemakaman Militer (Eerebegraafplaats / Militair Kerkhof)
- Ditandai jelas dengan salib dan keterangan Mil. Kerkhof.
- Dalam beberapa peta abad ke-20 diberi blok kecil dengan salib besar di tengahnya.
Contoh nyata:
- Pada peta Batavia 1860-an, pemakaman Eropa di Tanah Abang ditandai dengan salib dan tulisan Europeesch Kerkhof.
- Pada peta Topografische Kaart Soerabaja 1910-an, ada Chinees Kerkhof ditandai dengan bentuk tapal kuda.
- Pada peta Priangan (Topografische Dienst, ca. 1900), makam Muslim ditulis Moorden.
Jadi, lambang pemakaman di peta Hindia Belanda bukan seragam satu sistem, tapi disesuaikan dengan agama/etnis:
- Bulan sabit atau tulisan Moorden = Islam
- Salib = Kristen/Belanda
- Tapal kuda = Tionghoa
- Lingkaran/petak = pribumi umum (Hindu-Budha atau lokal)
Koleksi Heraldik Lain
Kuburan Belanda sering disebut Kebon Jahe Kober karena pemakaman tua yang besar itu terletak di wilayah yang bernama Kebon Jahe di Gambir, Jakarta dan "Kober" berasal dari kata dalam bahasa Belanda yang berarti "kuburan" (kerkhof). Nama resmi pemakaman itu sendiri awalnya adalah Kerkhoflaan (1795), yang kemudian menjadi Kebon Jahe Kober karena lokasi dan fungsinya sebagai tempat pemakaman umum.
Museum Taman Prasasti (Jakarta Pusat) menyimpan koleksi batu nisan makam dari abad ke-17 hingga awal abad ke-20, peninggalan masa VOC, Hindia Belanda hingga awal Republik. Sebagian besar berornamen heraldik (lambang keluarga, perisai, mahkota dan simbol Eropa lainnya). Berikut gambaran jenis, bahan dan bentuknya:
Jenis-jenis Batu Nisan Makam Heraldik
- Batu nisan makam perisai heraldik → berbentuk perisai Eropa (escutcheon), menampilkan lambang keluarga, motto atau mahkota kebangsawanan.
- Batu nisan makam figuratif → dilengkapi relief malaikat, cherubim (kepala malaikat bersayap), salib, tengkorak atau simbol kematian (memento mori).
- Batu nisan makam epitaf → berupa lempengan besar berisi tulisan panjang (bahasa Belanda atau Latin) dengan ornamen heraldik di bagian atas.
- Batu nisan makam arsitektural → menyerupai gapura, pilaster atau tugu kecil dengan lambang keluarga terpahat di tengah.
- Batu nisan makam kombinasi lokal-Eropa → menggabungkan gaya heraldik Eropa dengan motif flora-fauna tropis (daun, bunga, merpati).
Bahan-bahan Batu Nisan Makam
- Batu andesit → umum digunakan karena kuat, berasal dari Jawa Barat.
- Batu marmer putih → banyak dipakai untuk pejabat tinggi atau keluarga kaya Eropa.
- Batu granit hitam/abu-abu → kokoh, biasanya untuk tokoh penting.
- Batu kapur (limestone) → lebih lunak, beberapa koleksi sudah aus.
- Perunggu/tembaga → biasanya berbentuk plakat epitaf yang ditempel pada batu.
- Campuran batu dengan logam → ada beberapa dengan ornamen besi cor (wrought iron) melingkupi batu nisan makam.
Bentuk-bentuk Batu Nisan Makam Heraldik
- Lempengan mendatar (floor stone/zerksteen) → semacam ubin makam dengan ukiran heraldik di permukaan.
- Tegak (upright headstone) → batu berdiri dengan puncak melengkung, segitiga atau datar, dihiasi perisai keluarga.
- Sarkofagus gaya Eropa → peti makam dari batu dengan ukiran heraldik di bagian samping atau tutupnya.
- Obelisk → tugu batu ramping menjulang, biasanya dengan ukiran heraldik kecil di alasnya.
- Stele berpuncak pediment (seperti kuil klasik) → batu nisan makam berbentuk segitiga di atasnya, dihiasi lambang keluarga.
- Batu nisan makam berbentuk salib Latin → dengan ornamen heraldik di perpotongan salib.
- Monumen patung → ada yang berbentuk malaikat atau tokoh suci, dengan heraldik keluarga di bawahnya.
Batu nisan makam heraldik di Museum Taman Prasasti umumnya berasal dari pemindahan dari Kuburan Kebon Jahe Kober (1795–1970-an), sehingga koleksinya mewakili gaya pemakaman Eropa di Batavia selama hampir 300 tahun.