Perbedaan pandangan para filsuf melahirkan berbagai aliran yang hingga kini masih memengaruhi praktik pendidikan.
- Tokoh: John Dewey, William James
- Inti: Pendidikan harus mengikuti perubahan zaman.
- Praktik: Kurikulum fleksibel, berbasis pengalaman siswa, guru sebagai fasilitator.
2. Esensialisme
- Tokoh: William C. Bagley
- Inti: Pendidikan fokus pada warisan budaya dan pengetahuan inti.
- Praktik: Kurikulum mata pelajaran inti, guru sebagai ahli dan teladan moral.
3. Perenialisme
- Tokoh: Mortimer Alder, Robert Hutchins
- Inti: Menekankan kebenaran universal dan abadi.
- Praktik: Membaca karya-karya agung, diskusi filosofis, dialog Socratic.
4. Rekonstruksionisme
- Tokoh: George Counts, Theodore Brameld
- Inti: Pendidikan sebagai agen perubahan sosial.
- Praktik: Kurikulum berbasis isu sosial, siswa menjadi agen perubahan.
5. Eksistensialisme
- Tokoh: Jean-Paul Sartre, Søren Kierkegaard
- Inti: Menekankan kebebasan individu dan pencarian makna hidup.
- Praktik: Pembelajaran berbasis refleksi diri, siswa bebas memilih jalannya.
Relevansi Filsafat Pendidikan di Era Modern
Di tengah derasnya arus digitalisasi, globalisasi, dan perubahan sosial, filsafat pendidikan semakin penting. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi, tetapi juga menumbuhkan kemandirian berpikir, kesadaran moral, dan kepekaan sosial pada siswa.
Misalnya, progresivisme relevan dengan dunia digital yang cepat berubah; rekonstruksionisme selaras dengan gerakan pendidikan hijau dan kesadaran lingkungan; eksistensialisme cocok dengan kebutuhan generasi muda untuk menemukan identitas dirinya.
Kesimpulan
Filsafat Pendidikan bukanlah konsep abstrak yang hanya ada di ruang kuliah filsafat. Ia adalah fondasi yang hadir dalam setiap keputusan guru di kelas, setiap kebijakan kurikulum, hingga setiap langkah siswa dalam belajar.