Misalnya hanya boleh bermain gadget setelah PR selesai atau di akhir pekan.
3. Buat Area Bebas Gadget
Seperti ruang makan dan kamar tidur.
4. Konsisten dengan Konsekuensi
Terapkan konsekuensi bila aturan dilanggar, meskipun anak tantrum.
Sediakan Alternatif Kegiatan yang Menarik
Anak membutuhkan pengganti agar tidak kembali ke kecanduan gadget.
- Aktivitas Fisik: Bermain di luar, bersepeda, atau olahraga bersama.
- Hobi Baru: Menggambar, atau memasak bersama keluarga.
- Waktu Berkualitas Bersama: Main board game, membaca buku, atau sekadar mengobrol.
- Interaksi Sosial: Dorong anak untuk bermain dengan teman sebayanya.
Jadilah Contoh yang Baik (Role Model)
- Kurangi penggunaan HP saat bersama anak.
- Tunjukkan hobi atau aktivitas lain di luar layar.
- Hindari penggunaan gadget saat makan bersama.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika kecanduan sudah parah, konsultasi dengan psikolog atau psikiater anak sangat disarankan. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
- Ledakan Emosi: Marah atau cemas berlebihan saat gadget diambil.
- Prestasi Akademik Menurun: Tidak mengerjakan PR, nilai anjlok, bahkan bolos.
- Menarik Diri Sepenuhnya: Kehilangan minat pada semua aktivitas lain.
- Gangguan Pola Hidup: Tidur dan makan berantakan.
- Berbohong tentang Penggunaan HP: Menyembunyikan durasi bermain gadget.
WHO bahkan mengklasifikasikan kecanduan game sebagai gangguan mental yang disebut Gaming Disorder, menegaskan betapa seriusnya masalah ini.