Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serangan Fajar Berlumuran Uang: Sebuah Kisah Demokrasi yang Tercoreng

14 Februari 2024   06:03 Diperbarui: 14 Februari 2024   06:15 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mak Inah menepuk bahu Naya dengan bangga. "Kamu udah nyalakan api semangat, Nay. Semoga warga lain juga ikut sadar pentingnya suara mereka."

Tiba-tiba, ponsel Naya berbunyi. Ia menerima pesan dari Rani, temannya yang sedang berada di London.

"Nay, kampanye kita viral! Banyak WNI di luar negeri tergerak untuk ikut menolak politik uang," bunyi pesan tersebut.

Naya matanya berbinar. Ia membalas pesan Rani, berbagi cerita tentang perjuangan mereka di Desa Sukamaju. Di kejauhan, tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari balik pohon.

Sementara itu, di Jakarta, Bara berhasil kabur dari kejaran preman dengan membawa bukti-bukti yang ia rekam.

Ia bergegas menuju kantor redaksi tempatnya bekerja, langsung menemui pemimpin redaksi, Pak Harto.


"Pak, ini bukti kecurangan pemilu yang dilakukan Pak Bos," Bara menunjukkan foto dan video yang ia peroleh.

Pak Harto terkejut melihat barang bukti itu. "Ini serius, Bara. Tapi kamu sadar ini bisa berbahaya?"

"Saya sadar, Pak. Tapi saya nggak bisa tinggal diam! Ini tentang masa depan demokrasi Indonesia," tegas Bara.

Pak Harto terdiam beberapa saat, lalu mengangguk mantap. "Kamu bener, Bara. Kita nggak boleh biarkan kecurangan ini terjadi. Mari kita bongkar praktik kotor ini!"

Berita investigasi Bara tentang praktik politik uang Pak Bos menjadi berita utama di media massa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun