Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bangunan Terakhir

9 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 9 Agustus 2022   09:15 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat bersamaan, jamaah nampak menggerak-gerakkan jari-jemarinya, seperti sedang berhitung. Dari atas turun ke bawah, berpindah ke jari satunya, begitu seterusnya. Tanpa menghapal mereka ingat, pada hitungan ke-33 akan berhenti di jari kelingking kanannya.

Mereka berdoa seperti yang diajarkan, mengawali dengan beristighfar. Deretan pengharapan berikutnya dipanjatkannya ampunan untuk keselamatan untuk dirinya, keluarganya, dan orang-orang terdekat, orang-orang yang menyayanginya, dan semua umat Islam di dunia.

Lalu, permohonan dijauhkan dari kecemasan dan kesempitan hidup. Permintaan tidak dipertemukan dengan orang-orang jahil, dan dibebaskan lilitan utang.

Pada ujungnya, memanjatkan doa sapujagat. Memohon kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat, dan dijauhkan dari api neraka. Doa pamungkas untuk menutup semua doa-doa yang telah dipanjatkan.

Di bibir masjid, posisi sandal-sandal jamaah sudah berubah, dari yang berserakan menjadi tertata rapi. Dipasangkan dan dijejer memanjang. Ditempatkan sesuai posisi jamaah keluar dari masjid. Pembantu marbot melakukan kegiatan rutin ini usai salat.

"Waalaikum salam, masya Allah," suara serak Ahmad Rofiqi menjawab salam setelah menoleh ke belakang.

Spontan, marbot Masjid Al Furqon itu menjabat tangan kemudian memeluk Fajar Ismawan, teman sepermainan dia.

"Kabarnya baru balik dari Jepang, Fiq?"

"Kamis pagi kemarin. Menemani ibu dulu beberapa hari. Nanti balik ke Bantul, tapi belum tahu tanggal pastinya."

Rofiqi berupaya menahan Fajar. "Kamu tidak keburu pulang, kan?" Diraihnya pundak temannya itu, lalu diajak duduk di selasar masjid.

Kau tidak kangen melihat taman ini? Rofiqi menunjuk ke arah taman yang tak kelewat luas, berukuran 3,6 meter persegi. Bangunan yang paling akhir dibangun di kompleks masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun