Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Jangjawokan Maung Lodaya": Dari Loreng ke Legenda, Dari Hutan ke Harapan

20 September 2025   08:37 Diperbarui: 20 September 2025   08:37 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refleksi Dari Kata ke Aksi

Saya kembali teringat pada jangjawokan nenek:
"Sima aing sima maung, ulah aing nukasima ku maung, tapi kudu maung nukasima ku aing!"
Dulu, kata-kata itu cukup untuk menjaga jarak dan rasa hormat.
Namun kini, jangjawokan saja tak lagi cukup.

Jika kita ingin maung kumbang tidak bernasib sama dengan harimau lodaya, kita harus menciptakan jangjawokan modern, berupa:

- Hutan yang lestari,

- Kearifan lokal bijak yang terjaga,

- Edukasi masyarakat agar mampu hidup berdampingan dengan satwa liar,

- Penegakan hukum bagi pemburu dan perusak habitat.

Karena ketika hutan terakhir hilang, bukan hanya maung yang punah, tetapi juga cerita, simbol, dan kebanggaan yang diwariskan leluhur kita.
Kepunahan berarti kita kehilangan satwa, dan kehilangan identitas dari diri kita sendiri.

Penutup: Suara yang Tak Boleh Hilang

Harimau Jawa mungkin sudah tak ada, tetapi auman dan auranya tetap hidup dalam cerita, simbol, dan identitas budaya.
Maung kumbang masih ada, namun nasibnya kini berada di tangan kita.
Sebagai generasi penerus, kita memegang kendali:
Apakah suara itu akan menjadi auman kemenangan, tanda keberhasilan kita menjaga alam,
atau sekadar bisikan duka dari hutan yang sunyi, tanda penyesalan yang datang terlambat?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun