Mohon tunggu...
Agustine Ranterapa
Agustine Ranterapa Mohon Tunggu... Guru

Aku seorang Guru SD. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak pernah berjalan diatas air dan aku juga tidak mampu membela lautan. Tetapi yang aku tahu, aku adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mencintai anak-anak didikku. Karena menurutku seni tertinggi seorang guru adalah bagaimana ia menciptkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan". Alhamdulillaah ditakdirkan menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi || Gerhana Cinta

12 Oktober 2025   08:14 Diperbarui: 12 Oktober 2025   08:16 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Eclipse Moon

Dalam cakrawala luas tanpa batas,
Matahari dan bulan merajut cinta yang hangat,
Namun waktu membentang jarak tak terhingga,
Mereka terpisah oleh siang dan malam yang berbeda,
Hanya bisa saling memandang dalam keheningan,
Menanti detik saat dunia memberi celah,
Meski rindu membara di antara senja dan fajar,
Kasih yang tulus tetap abadi tak tergerus waktu.

Tuhan menyulam keajaiban di langit terbuka,
Mencipta gerhana sebagai jembatan asmara,
Saat cahaya dan gelap menyatu seketika,
Matahari merangkul bulan dalam pelukan mesra,
Menghapus jarak, meniadakan batas waktu,
Bukti cinta tak kenal kata mustahil,
Hanya sesaat, namun penuh makna,
Menjadi saksi betapa dalamnya rasa.

Begitulah cinta kita yang terpaut jarak,
Seperti Matahari dan bulan yang tak bisa selalu berjumpa,
Saling mengirim harap dalam doa dan rindu,
Meski ruang kita penuh dengan berjuta detik sepi,
Setiap notifikasi namamu adalah denai nyawa,
Sinyal jarak memisahkan namun rasa tetap terjaga,
Pangkal hati selalu tahu jalan pulang,
Menuju pelabuhan hangat bernama kamu.

Setiap malam aku menatap langit penuh bintang,
Mencari wajahmu dalam rembulan yang sendu,
Berharap angin membawakan bisikan rindu,
Meski jarak berucap dalam diam yang panjang,
Kau tetap dekat dalam detak jantung ini,
Menyambung kasih tanpa jeda atau lelah,
Kita adalah dua dunia yang bersatu rasa,
Dalam setiap senyum dan doa yang terucap.

Walau kita terpisah oleh cakrawala dan ruang,
Hati ini tak pernah lelah menyulam cerita,
Menyulam benang-benang kepercayaan dan harapan,
Seperti gerhana, cinta kita berkilau meski singkat,
Saat malam dan siang saling bertukar sapaan,
Ada ruang bagi kita untuk berdansa dalam rasa,
Tak perlu takut akan jarak dan waktu,
Karena cinta adalah cahaya yang tak pernah padam.

Ketika kamu muncul di layar kecilku,
Seperti bintang jatuh yang memberi harapan,
Ada getar lembut yang menembus sendu,
Menyapa sepi yang sempat membekap hati,
Doa-doa kutitipkan dalam setiap keheningan,
Agar angin membawa pesanku padamu,
Bahwa cinta ini kuat dan nyata,
Meski berjuta jarak memisahkan kita.

Kita seperti sang Matahari yang berlari,
Mengejar detik untuk bertemu sang Bulan,
Meski harus menyerahkan waktu pada takdir,
Cinta kita tak pernah hilang atau sirna,
Setiap saat adalah janji yang terucap,
Menjaga api rasa tetap menyala dan hangat,
Satu waktu kita kan bertemu dalam gerhana,
Di pelukan yang menanti sepanjang masa.

Kala pagi membuka mata pada dunia,
Kuserahkan rinduku pada cahaya mentari,
Agar sampai ke dirimu yang jauh di sana,
Dalam pelukan rembulan yang setia menemani,
Jarak ini hanya angka dalam cerita kita,
Yang tak mampu memadamkan nyala cinta,
Kau tetap ada di setiap hela nafasku,
Seperti waktu yang setia berdetak untuk kita.

Sendu ini bukan duka, tapi harap yang tulus,
Karena setiap rindu adalah doa yang menguatkan,
Meski kau jauh, kuyakin kita terpaut erat,
Dalam janji yang terpatri di tiap malam sepi,
Kita adalah dua jiwa yang tak pernah lelah,
Menyulam mimpi dan menunggu waktu yang tepat,
Bersama membuktikan bahwa cinta itu nyata,
Walau jarak menguji, rasa kita abadi.

Malam ini kembali aku memandang langit,
Melukiskan wajahmu dalam bayangannya,
Mengalir lembut seperti alunan doa,
Yang menyatukan jarak dan waktu terpisah,
Gerhana adalah lambang cinta tak mengenal batas,
Begitu pula kita; terhubung tanpa jeda,
Ketika senja dan fajar bertukar tatap,
Begitu pula hatiku yang akan selalu memanggilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun