Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menikmati Senja yang Muram

12 November 2020   17:41 Diperbarui: 12 November 2020   17:51 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit sore. Dok. pribadi

Kemana harus ku cari..kau senja...

Saat kepulan awan hitam diratakan oleh sang bayu

Lukisan alam nan indah sebelum mengumpal

Menurunkan ribuan tetesan air..

Sembari. Ku berteduh Di kedai belantara hutan
Saat orang-orang berkicau dengan mimpi terlalu tinggi...
hingga panasnya berapi-api mendidih kapan sang tirta datang berduyun-duyun...
Mengumbar tali kekang nalarnya membakar lahan-lahan.. Lupa sejenak garis keturunannya..
Petak demi petak habis...

Tapi mana senyum senjamu...

Dan tangis ribuan tetes airmu..menghujam bumi...

Hati yang terbakar menghabiskan  berhektar-hektar
Pohon tua  menjadi arang...

Dimana tangis senjamu.. Agar keadilan alam dan pertiwi memadamkannya..

Bukan sang bayu pemicu petaka ini meluas..

Mengusir warga hutan yang tak bersalah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun