Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kentongan Bambu

3 Mei 2020   12:19 Diperbarui: 3 Mei 2020   12:20 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

kkk

Teringat waktu.. Kecil.. 

Di usia 9 tahunan.. 

Ketongan yang terbuat dari bambu tua.. 

Yang merdu.. Buatan Bapak

Beragam bentuk dan suaranya.. 

Unik ingin kembali ke masa lalu 

Sejenak.. Lewat video ini.. 

Kiriman Bapak Herminto.. 

Suara merdu itu... Ter lantunkan lagi..

Teri yang-yangan kembali.. 

Suaranya yang merdu jarang ku temui lagi.. 

Siaran merdu itu menggugah semangat ku yang meredup tentang seni.. 

Dari kentongan. Itu.. 

Tak sekedar kentongan.. Untuk bunyi-bunyian dan hiburan.. 

Kentongan berbunyi suatu isyarat dan tanda.. Ada sesuatu hal

Bahkan situasi penting.. 

Suatu panggilan untuk berkumpul kalo ada peristiwa penting.. 

Gugur gunung.. Membangun gotong royong.. 

Sebelum ada Tower... Pengeras suara.. 

Kentongan boleh langka.... Lebih tua dan langka.. Dari pemakaiannya... 

Isyaratmu dan tandaMu lah yang ku dengar lewat.. Sesama

Lewat alam yang meredup hari ini.. 

Lewat cuaca hari ini yang cerah.. 

Mungkinkah pertanda hujan kembali menhujam bumi ini.. 

Sejenak banyak tanda dariMu yang belum kami mengerti.. 

Bahkan tak tanggap dengan situasi sekitar kita.. 

Tidak bersahabat dengan alam

Tidak sadar bahwa alam mengisyaratkan untuk menolong kita.. 

Tak mau melindungi dan melestarikan alam sekitar.. 

Terimakasih kentongan.. Suara alam dari pohon bambu tua.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun