Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nostalgia Telepon Umum

13 April 2024   11:11 Diperbarui: 13 April 2024   11:12 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nostalgia Telepon Umum"

Di sudut jalan, berdiri sepi,
Telepon umum mengintip masa lalu yang terlewat.
Begitu banyak cerita, terpatri di dindingnya,
Mengalir dalam desir angin, merangkai kenangan yang terasa jauh.

Tangan-tangan gemetar, mengait kawat yang kusam,
Menghubungkan jiwa yang terpisah oleh jarak dan waktu.
Suara-suara lembut, memeluk dalam keheningan malam,
Membawa cerita cinta, harapan, dan juga kerinduan.

Di bawah cahaya redup, terdengar tawa dan tangisan,
Telepon umum menjadi saksi bisu, menceritakan segalanya.
Meskipun zaman berubah, kenangan tetap terpatri di sana,
Menyala abadi dalam relung hati yang pernah terpanggil.

Telepon umum, simbol kesetiaan dalam komunikasi,
Menyambungkan hati-hati yang terpisah oleh jarak.
Meski kini terlupakan, namun kenangan itu tetap abadi,
Sebagai bagian dari cerita yang tak akan pernah pudar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun