Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Ada Luka

28 Februari 2024   03:10 Diperbarui: 28 Februari 2024   03:17 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jangan Ada Luka

Di hamparan kasih yang tulus ini,
Mari kita jaga agar tak terluka.
Luka hati bagai duri yang menusuk,
Meninggalkan bekas yang tak mudah dihapus.

Kata-kata yang kasar bagai pisau tajam,
Mampu melukai hati yang rapuh.
Sikap yang acuh tak acuh bagai api yang membakar,
Menghanguskan rasa cinta yang bersemi.

Marilah kita saling menghormati,
Menjaga hati dengan penuh kasih sayang.
Berkomunikasi dengan lemah lembut,
Memahami perasaan dengan penuh empati.

Jika luka tak terelakkan,
Maafkanlah dengan tulus dan ikhlas.
Berikan kesempatan untuk saling menyembuhkan,
Dan membangun kembali cinta yang telah terluka.

Mari kita ciptakan hubungan yang indah,
Penuh cinta dan kasih sayang.
Jangan ada luka yang tercipta,
Hanya kebahagiaan yang selalu bersemi.

Jangan ada luka, hanya bahagia yang menyatu,
Dalam sentuhan hangat dan senyuman yang berseri.
Biarkan cinta menjadi penawar, melukis pelangi,
Di langit hati yang terbuka untuk berbagi.

Jangan ada luka, hanya kebahagiaan yang mengalir,
Dalam aliran kasih yang tak pernah berhenti mengalir.
Biarkan cahaya menyinari setiap sudut hati,
Mengusir kegelapan dan menghadirkan keindahan.

Jangan ada luka, hanya kehangatan yang memeluk,
Dalam dekapan kasih yang tak terbatas waktu.
Biarkan setiap detik menjadi momentum berharga,
Untuk menikmati keindahan hidup yang tiada tara.

Jangan ada luka, hanya cinta yang menyelamatkan,
Dari segala duka dan kepedihan yang menyiksa.
Biarkan kita bersama, mengarungi samudra kehidupan,
Dengan hati yang penuh kasih, tak ada lagi luka yang tersisa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun