Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kandas

8 Februari 2024   01:36 Diperbarui: 8 Februari 2024   01:47 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenapa harus kandas, ombak cinta?
Seperti perahu yang terdampar di pantai,
Bukan karenanya tak ada upaya,
Tapi mungkin karena takdir telah berkata.

Percintaan bagai kapal yang berlayar,
Melintasi lautan gelombang emosi,
Namun, takdir kadangkala bermain,
Membawa kapal itu ke karang yang tajam.

Bunga cinta yang berkembang begitu indah,
Namun, layu ketika badai melanda,
Bukan karena tak ada usaha merawat,
Tapi mungkin karena musim yang tak bersahabat.

Kenapa harus kandas, tanya langit malam,
Di bawah gemintang yang bertanya-tanya,
Mungkin karena takdir yang menyusun,
Kisah asmara dengan urutan yang berbeda.

Hati manusia tak selalu bisa dipahami,
Bagaikan ombak yang tak bisa diprediksi,
Kandasnya cinta bukan akhir segalanya,
Tapi awal dari perjalanan yang berbeda.

Meski kapal kandas di pantai kesedihan,
Biarlah puisi cinta tetap berkisah,
Kenangan takkan pudar oleh waktu,
Begitu juga dengan rasa yang pernah ada.

Dalam puisi kenapa harus kandas,
Mungkin ada jawaban di balik tabir,
Cinta tetaplah misteri yang abadi,
Meski kadang harus merasakan pahitnya kandas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun