Mohon tunggu...
Affiliya Saputri
Affiliya Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Ekonomi

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya prodi ilmu ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilema Generasi Z: "Kabur Aja Dulu" atau "Membangun Kembali Negeri?"

22 Maret 2025   11:59 Diperbarui: 22 Maret 2025   11:59 2367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Namun demikian migrasinya juga membuka peluang besar bagi bangsa kita; jika para diaspora sukses bisa memberikan kontribusi kembali melalui investasi modal transfer pengetahuan keterampilan hingga pengembangan jaringan bisnis membantu memperkuat perekonomian lokal kita sendiri.

Remitansi kiriman uang pekerja migrant pun berperan penting karena menyumbang sekitar sepuluh persen Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN merupakan sumber devisa kedua terbesar setelah sektor migas.

Lebih jauh lagi dampak positif terlihat bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusia; pekerja migrant sering mendapatkan pengalaman keterampilan baru selama bekerja diluar negeri lalu membawa pulang ilmu tersebut diterapkan dinegeri kita sehingga meningkatkan produktivitas tenaga kerja domestik secara keseluruhan.

Namun tantangan tetap ada; ketergantungan remitansi sebagai sumber pendapatan bisa menciptakan masalah baru jika terjadi penurunan jumlah tenaga kerja migrant ditambah kebijakan proteksionisme negara tujuan serta ekspor kita bisa menghambat pertumbuhan ekonominya nasional maka pemerintah perlu merumuskan strategi tepat mengelola kebijakan agar manfaat berkelanjutan tanpa menimbulkan risiko jangka panjang perekonomiannya kedepan.

Kebijakan tersebut harus mencakup diversifikasi ekonomi peningkatan daya saing produk ekspor perlindungan pekerja migrant agar kombinasi kebijakan tepat serta peningkatan kualitas SDM menjadi kunci maksimalisasi manfaat dari migrasinya tenaga kerja perdagangan internasional tersebut; investasi pendidikan pelatihan keterampilan sangat penting memastikan tenaga kerja siap bersaing pasar global mendapatkan pekerjaan layak upah kondisi kerjanya baik sehingga indonesia mampu memanfaatkan arus migrasinya secara optimal mencapai pertumbuhan ekonominya berkelanjutan inklusif.

Perdagangan Internasional sebagai Pendukung Migrasi

Selain migrasi tenaga kerja, perdagangan internasional memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Dengan membuka akses ke pasar global melalui perdagangan internasional, pemerintah dapat menciptakan lebih banyak peluang bagi pengusaha muda untuk mengembangkan bisnis mereka di dalam negeri tanpa harus bermigrasi. Perdagangan internasional mendorong inovasi dan peningkatan kualitas produk lokal agar mampu bersaing di pasar global.

Interaksi dengan pasar global memaksa pengusaha Indonesia untuk memenuhi standar internasional yang lebih tinggi baik dari segi kualitas maupun keberlanjutan produk mereka. Sebagai contoh, pengusaha kerajinan tangan lokal yang mengekspor produknya ke Eropa harus memenuhi standar lingkungan dan etika produksi tertentu, sehingga mendorong mereka untuk berinovasi dalam desain serta proses produksi.

Perdagangan internasional juga meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia melalui pelatihan berbasis kebutuhan global serta kolaborasi dengan perusahaan asing. Hal ini memungkinkan tenaga kerja domestik untuk mengembangkan keterampilan baru sehingga lebih kompetitif di pasar global.

Tantangan dan Solusi Kebijakan

Tentu saja, baik migrasi maupun perdagangan internasional memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan terbesar adalah perlindungan hak-hak pekerja migran di negara tujuan mereka. Banyak pekerja migran menghadapi risiko eksploitasi atau ketidakadilan dalam hubungan kerja karena minimnya perlindungan hukum atau akses terhadap bantuan konsuler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun