"Pembelian emas dikonversi dalam dolar AS sehingga melemahnya dolar AS akan menguntungkan emas," demikian dilaporkan dalam analisis pasar (3 Alasan di Balik Meroketnya Harga Emas, 2025).
2. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Berlanjut
Pasar telah mengantisipasi lebih dari satu kali pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada 2025. Mayoritas analis dan pelaku pasar memprediksi akan terjadi tiga kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun 2025. Sebanyak 64 dari 107 responden dalam survei Reuters memperkirakan suku bunga akan turun 50 basis poin, sementara 37% memperkirakan penurunan hingga 75 basis poin (3 Alasan di Balik Meroketnya Harga Emas, 2025).
Hal ini menunjukkan sentimen pasar yang sangat dovish terhadap kebijakan moneter AS, yang mendukung kenaikan aset safe haven seperti emas.
3. Kenaikan Harga Emas Global
Harga emas global juga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Harga emas internasional melonjak menjadi US3.700--US$3.800Â dalam beberapa bulan ke depan (3 Alasan di Balik Meroketnya Harga Emas, 2025).
"Di sepanjang tahun ini, harga emas dunia (XAU) telah melesat 40% hingga perdagangan intraday Selasa (16/9/2025) di level US$3.682,99 per troy ons. Ini merupakan level tertinggi sepanjang masa," demikian dilaporkan (3 Alasan di Balik Meroketnya Harga Emas, 2025).
4. Permintaan Global yang Tinggi
Permintaan global terhadap emas juga menjadi pendorong utama kenaikan harga. Terjadi peningkatan signifikan pada pembelian emas dalam bentuk fisik (bullion dan koin) serta melalui Dana Investasi Emas (ETF). Emas dipandang sebagai safe haven asset di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang masih menghantui banyak negara.
"Investor sering kali beralih ke emas selama periode ketidakpastian karena emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang andal di masa-masa sulit," demikian dilaporkan (3 Alasan di Balik Meroketnya Harga Emas, 2025).
5. Faktor Domestik Indonesia