Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

November Punya Cerita, Saya dan Tiga Kucingku (Priti, Prito, dan Pritu)

30 November 2020   19:45 Diperbarui: 1 Desember 2020   20:25 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri_foto terakhir Priti_tidur di kaki

Rawatlah kucing dengan rasa cinta dan menghargai, dan ia akan menjadi sahabat yang menyenangkan dan menyayangi Anda...(wikihow). 

Dua tahun waktu berjalan rasanya seperti baru kemarin. Terkenang kucing -kucing ini seperti menyapa pagi saya, kala membuka jendela. 

Nampak ketakutan saat didekati.Kaki -kakinya masih belum kuat melangkah. Apalagi melompat.

Dimana induknya, saya juga tak tahu. Namun rasa suka terhadap kucing berawal dari menemukan kucing kecil berumur 3 hari,  yang induknya kelindas mobil operasional di halaman belakang kantor, di pertengahan 2018. 

Suara meong -meong nya bayi kucing itu sembari meringkuk di samping jasad induknya yang terbujur kaku, menghentak nurani.Ternyata tak hanya manusia yang bersedih kala ditinggal mati orang tuanya. Kucing juga punya perasaan dan emosi. Meski termanifestasi lewat bahasa dan ungkapan yang berbeda. 

Saya terketuk rasa iba. Bersama seorang teman, kami menguburkan induknya yang sering kebagian jatah ikan goreng dari makan siang kami di kantor. Bahkan saya sering membelikan induknya seekor ikan tongkol goreng yang biasanya saya kantongi dalam tas kantor. 

Hal yang bikin penasaran teman -teman di kantor , mengapa dan sejak kapan saya suka pada kucing. 

Singkat cerita, kucing piatu di kantor itu, saya bawa pulang ke rumah. Bikinkan sebuah tempat tidur dari selimut dan handuk yang tak terpakai. Kemudian meletakkannya dalam sebuah kotak kardus. 

Saya memandangnya sekilas. Nampaknya dia nyaman, namun saya yang tak nyaman. Kepikiran soal tumbuh kembangnya. 

Bagaimana untuk makan dan minumnya? Pasokan susu dari induknya sudah pasti tak ada.Lalu diganti apa? Beraneka tanya melintas di kepala, agar kucing kecil ini bisa terus hidup. Apalagi saya new be urusan pelihara kucing. Belum pernah sama sekali. 

Bersyukur punya seorang teman nongkrong, yang punya Pet Shop. Dia juga kadang nerima order perawatan dan pemeliharaan kucing bila majikan atau tuannya ke luar daerah. Padanya saya bertanya.

Meluncur ke tokonya di tengah kota yang memang menjual beraneka nutrisi hewan. 

"Tumben Om pelihara kucing...Coba dikasi susu untuk bayi kucing ini Om, " sarannya pada beberapa sachet susu yang terbuat susu kambing, ketika saya ceritakan kronologisnya.

Singkat cerita, kucing tak beribu itu  saya namakan Kupi,kepanjangan dari Kucing Piatu. Kupi tumbuh baik dan makin lincah, meski dengan susu buatan yang dikemas. 

Makin besar tubuhnya membuat saya memindahkannya ke halaman depan. Karena kerja masuk pagi pulang sore, saya membiarkan nya ada di depan rumah. 

Namun malang tak dapat dihindar. Di akhir 2018, di minggu pagi saya bangun, Kupi saya sudah entah kemana. Padahal paling setia dia menunggu saya di depan rumah, hingga ke depan kamar,  karena selalu ada jatah sarapan pagi sepotong ikan goreng. 

Sejak itu selalu ada rasa kangen pada Si Kupi. Namun namanya kucing kampung, sebesar apapaun rasa cinta pemiliknya, bagi orang lain yang jahil dan berniat jahat, kucing kampung mungkin dirasa tak seberapa berharga di banding kucing ras. 

Mereka bisa membuang dan menyingkirkan, tanpa seijin Tuannya, seperti hal nya apa yang terjadi pada kucing bawaan dari kantor itu. Hanya 2 bulan bersama Beta....setelah itu entah dimana. 

Priti, Prito dan Pritu datang tak disangka, pengganti Kupi. 

Beberapa bulan setelah Kupi tiada, saya belum kepengen mlihara kucing lagi. Saya juga tak mau berpikir negatif sama tetangga kiri kanan. Ndak baik suudzon. Meski ngerasa juga seandainya peliharaan hewan kesayangan mereka yang dilenyapkan sama orang, gimana sih rasanya? ya gitulah...

Hingga Bulan Februari 2019, saat pagi hendak ke kantor, seekor kucing kecil dengan warna bulu hitam putih, ada di teras. Ketika menunduk untuk mengikat tali sepatu, melangkahlah pelan -pelan kucing itu lalu duduk dekat dengan saya. 

1. Dialah Priti, kucing lucu.

Saya mencoba untuk menggendongnya, dia diam saja. Saya cek kelaminnya, ternyata kucing betina. Dalam hati,ini kucing siapa. Kok bisa main ke sini. 

Karena buru -buru mau ke kantor, saya lepasin aja sembari memberi dia sepotong ikan. Kebetulan juga karena sudah setahunan lebih diet lauk ikan, selalu ada daging kesukaan kucing itu di rumah. 

Dokpri_Priti
Dokpri_Priti
Ternyata sore saya pulang, masih ada kucing itu. Besok dan besok nya lagi seperti itu apa. Hampir semingguan. Mungkin si kucing betah karena dijatah ikan terus...hehe. 

Dia juga mulai menggosok-gosokkan badan dan kepalanya ke kaki dan tubuh saya. Menandakan bahwa dia merasa nyaman dan aman dengan tuan baru nya. 

Akhirnya saya pelihara kucing itu. Saya beri nama Preety alias Priti. Nama yang cantik lantaran bulunya blasteran white and black. Makin tumbuh besar Si Priti, makin manja dan dekat dengan saya. 

Mulai dari setia menunggu di depan rumah hingga depan pintu kamar, mencium pipi dan mengeluskan wajahnya ke muka saya, hingga tiba-tiba sudah berbaring di ranjang,tanpa sepengetahuan saya. 

Pernah sekali menggendong ke taman kota. Jaraknya dari tempat  tinggal tak lebih 600 meter. Ternyata Priti ketakutan dan tak nyaman dengan  kerumunan orang banyak. 

Lepas dari pegangan, lari masuk selokan kering. Hampir 3 jam mencarinya namun tak ketemu. Akhirnya saya pulang dan berpikir sepertinya saya harus kehilangan kucing lagi. 

Tak dinyana. 30 menit setelah di rumah, ada yang menggendor jendela lamar. Itu adalah kebiasaan Priti, bila pintu ditutup, dia akan coba masuk lewat jendela nako kaca lantaran tubunya cukup kecil untuk nyempil di sela -selanya. 

Sekali mencoba berhasil, udahannya keterusan Si Priti. Namun kali ini dia gagal karena jendela nya saya tutup.

"Miaow...," suaranya terdengar di luar kamar. 

Ketika saya mecoba melongo keluar dengan menyibak gorden dan membuka jendela, dia langsung mengangkat tubuhnya dan lompat masuk lewat dan minta dipeluk. Dalam hati bagaimana mungkin jaraknya segitu jauh namun dia tau arah pulang. Ingat kandang dan tuannya di mana.Hehe...

Namun kejadian cukup parah terjadi di Januari 2020. Tiba -tiba Priti sakit parah hingga keluar cairan merah dari hidung dan mulut. Tak mau makan dan maunya menyepi di sudut kamar. 

Dokpri_waktu Priti sakit, hidung dan mulutnya keluarkan cairan merah
Dokpri_waktu Priti sakit, hidung dan mulutnya keluarkan cairan merah
Akhirnya saya bwa ke dokter hewan, sore sepulang kerja

"Kena virus.,..ada kucing juga kemarin seperti ini gejalanya, besoknya langsung mati. Saya tak bisa pastikan bisa hidup lama atau tidak, tapi coba disuntik aja ya Mas, sambil diminum juga obatnya,' kata ibu Veteriner muda yang masih usia 30 an itu

Meski saya pasrah, namun ternyata fisik Priti cukup kuat. Selama 10 hari, Priti berhasil melewati masa kritis akibat serangan virus kucing yang mematikan itu. Benar kata dokter hewan itu, daya tahan fisik kucing itu sendiri yang membuat dia kuat. 

Dokpri_resep obat Priti dari dokter hewan
Dokpri_resep obat Priti dari dokter hewan
Kesembuhan fisiknya berdampak pada kelincahan dan kemanjaaannya, seperti kondisi sebelum sakit.

2. Prito, kucing jantan kuat makan namun tak mau disentuh

Kucing berbulu coklat kemerahan ini dipelihara satu bulan setelah Si Priti. Saya memberi nama Prito karena kedekatan nya dengan Priti. 

Meski pada awalnya naluri kucing umumnya tak terima ada kucing lain pendatang baru di area yang sudah dianggap sebagai wilayahnya dia, namun lambat laun Priti nyaman dengan Prito.

Prito adalah anak dari induk kucing yang dulunya tinggal di sekitaran kontrakkan. Setelah beberapa minggu lahiran, Si Induk tinggalin Prito. Jadilah Prito saya ajak bersama,berbagi jatah makan dengan Priti. Lama -lama Chemistry kedua anak kucing berlainan jenis kelamain ini nyambung. 

Beda dengan Priti yang cenderung manja dan porsi makannya sedikit, persis seperti anak perempuan kebanyakan...hehe, Prito layaknya anak laki -laki di dalam keluarga. 

Dokpri_Prito, paling gesit dan kuat makan
Dokpri_Prito, paling gesit dan kuat makan

Dia terlihat jantan, lincah berlari ke sana kemari dan gesit. Jarang ada di rumah,namun bila sudah jam makan, dia selalu nongol dan memberi tanda lewat suara Miaow nya yang paling keras. 

Satu lagi, Prito paling tidak suka di elus tengkuknya atau tak rela dibelai lehernya. Selalu menghindar bila ingin didekati, kecuali bila mau makan saja baru mendekat dan bersuara. Namun demikian, dia sangat dekat dengan Priti dan Pritu.  

3. Pritu, si tampan nan kalem

Pritu, ini entah temenan atau sodaraan nya Prito, saya tak terlalu mengetahui di awal. Dari warna bulu, selintas mirip Prito. Saya memelihara Pritu lantaran kedekatannya dengan Prito. 

Saya amamti ini kucing kampung kok main terus dengan Priti dan Prito. Tanya tetangga kiri dan kanan pun, hampir mereka tak tahu ini kucing siapa. 

Usianya paling kecil di antara mereka bertiga, namun tubuhnya terlihat sedikit lebih besar dari Priti dan Prito. Pritu adalah tipe kucing jantan yang kalem dan dekat sama pemiliknya. 

Dibanding Prito yang agak liar dan merasa tak nyaman disentuh atau didekati manusia, Pritu terlihat sangat dekat dengan orang yang dirasa sebagai pemiliknya, 

Dokpri_Pritu,si jantan yang kalem
Dokpri_Pritu,si jantan yang kalem
Meihat saya pulang kantor,dari kendaraan dan dan siapa di atas kendaraan itu, dia sudah berlari dan minta naik di atasnya. Setelah itu mengangkat kedua kaki depannya dan berdiri dengan dua kaki belakang, minta di elus dan dipangku. Lalu berlanjut naik ke meja yang saya duduk dan berbaring manja. 

Meski mereka bertiga, Priti,Prito dan Pritu berlari menyambut saya, yang paling aktraktif adalah Pritu dengan gerakan khas tersebut. 

Priti akan duduk mendekat dan bila di elus kepalanya, dia akan berusaha mencium dengan hidungnya yang basah dan menempelkan mukanya ke wajah saya. Tak peduli meskipun saya sedang mengenakan masker. 

Sebaliknya Prito, hanya duduk mendekat dan memandang dua rekannya. Bila berusaha mendekat atau mengajak Si Prito bermain, dia akan sedikit menjaga jarak. Aneh - aneh memang 3 kucing dengan perilaku yang berbeda. 

Tiga kisah menarik sesuai alamiahnya sebagai hewan kucing  : 

1. Cenderung menjaga wilayah, tak suka pada penyusup atau pendatang

Palak -palakan daerah kekuasaan biasanya lebih sering antar kucing jantan, tak seberingas kucing betina. Saya perhatikan, kerap kali Priti,Prito dan Prito tak suka ada kehadiran kucing lain di sekitaran rumah. 

Misalnya kucing jantan tetangga tiba-tiba sowan ke areal rumah karena naksir sama Priti atau mungkin sedang jalan-jalan sore, pasti sudah di incar oleh Prito dan Pritu. 

Mulai dari pandangan tak suka, mendesis hingga menyerang secara langsung. Lain bila si penyusup adalah kucing betina. Giliran Si Priti yang beraksi.Menampakan ekspresi tak suka hingga berusaha mengusir pergi. 

Lucunya di tahun lalu, Si Priti kepincut ketampanan kucing jantan tetangga. Sadar bahwa kucing jantan tetangga itu sudah sering di kudeta dan di embargo sama Prito dan Pritu bila melanggar batas, kini Si Priti yang sowan ke rumah sebelah. 

Dokpri_Ekpresi Pritu, kalo ada penyusup
Dokpri_Ekpresi Pritu, kalo ada penyusup
Beberapa hari saya cari karena tak kelihatan. Kemana Si Priti. Tanya punya tanya ke sebelah rumah, baru dikasitau Priti sudah bunting dan sedang menunggu bersalin di kandang tetangga....hehe. 

Seminggu kemudian Priti balik...Namun baliknya tak sendiri, melainkan membawa dua buah anaknya dengan cara menggigit leher bayinya...Ibarat cewek yang ditentang saudaran - saudara cowoknya kenapa pacaran sama cowok sebelah,namun backstreet pun dilakukan hingga hamil. 

Setelah itu kembali ke rumah, minta maaf dan membawa anak hasil perkawinan...Bagaimanapun dia akan selalu ingat rumah orang tuanya, sama seperti Priti tak lupa tuan dan kandangnya. 

Dalam hati kalau Prito dan Pritu bisa bicara, entah apa yang diucapkan pada Priti...wkwk

2. Selalu bersama,mulai dari makan hingga tempat buang kotoran

Saya terlanjur sayang sama ketiga kucing ini, karena Priti, Prto dan Pritu, salah satunya karena mereka tau dimana buang air besar maupun air kecil. Kontrakan terdiri dari tiga lantai, dan lantai paling atas difungsikan sebagai tempat jemuran dan menaruh beberapa pot bunga beserta tanah pasir yang tak terpakai. 

Di sinilah ketiga kucing ini, BAB atau BAK. Caranya mengenalkan kepada mereka adalah sewaktu pertama kali memelihara mereka, saya mengajak ke atas untuk bermain sekalian memberi mereka makan di sana. 

Dokpri_makan bersama, selalu kucing betina kalah sama kucing jantan
Dokpri_makan bersama, selalu kucing betina kalah sama kucing jantan
Naluri kucing yang melihat tanah dan pasir,dan menghubungkannya dengan keinginan buang kotoran atau kencing, langsung nyambung dengan kondisi di lantai atas itu, yang memang sudah ada tanah berpasir. 

Saya hanya melaburkan tanah sebagai tambahannya. Sejak saat itu, hingga sekarang, tanpa di suruh, tanpa dikomando, kucing-kucing ini melakukan dengan instingnya. 

Jadi tak ada aroma tak sedap dari buangan Prito,Priti dan Pritu. Mereka bahkan tau, bila hendak buang hajat, langsung naik tangga dengan kaki-kakinya ke atas. 

Bahkan dari atas, mereka bertiga bisa melihat kendaraan saya yang masuk sepulang kerja. Refleks bersamaan bertiga turun dari dan menyambut. 

"Mana jatah ikannya Bos...," mungkin demikian bila mereka bisa berbicara. 

3. Bila saya di rumah, mereka cenderung mengekor kemana saya pergi. 

Karena tugas di Sumbawa sendiri, kadang juga masak sendiri,bila tak sempat keluar,apalagi di musim hujan begini. Prito,Priti dan Pritu, selalu ada di samping saya dan mengendus, apa yang dimasak,meski hanya sebungkus mi rebus atau menggoreng ikan. 

Nalurinya sebagai kucing ketagihan ikan selalu ada, disamping mereka sadar Tuannya akan memberi pada mereka. Ekpsresinya beraneka.

Mulai dari mencium kaki,merebahkan tubuhnya ke anggota tubuh saya hingga gelonjotan di pangkuan. Ragam respon kucing inilah yang bikin makin care sama peliharaan hewan jenis ini. 

Pilu November punya cerita, ditinggal Priti pas lagi sayang-sayangnya. 

Mengapa saya memberi judul di atas, karena saya masih belum bisa move on di tinggal Priti. Kucing betina kesayangan itu, hampir 20 hari tak ketemu lagi. Sepertinya ada orang lain yang membuang Priti atau membawa dia entah kemana. 

Saya mencari di sekitaran rumah,hingga ke tetangga sebelah, tak jua menemukan. 

Sepulang kantor di awal November ini, saya merindukan kucing hitam putih itu. Namun hanya ada dua kucing jantan itu. Seandainya Prito dan Pritu bisa bicara, mungkin mereka akan mengatakan kepada saya dimana saudaranya yang cewek itu:). 

Dialah kucing pertama pengganti Kupi. Sejak hari pertama Priti menghilang, saya masih berharap dia akan pulang atau tiba-tiba nongol di depan rumah seperti waktu dia tersesat di taman kota dan pulang ke rumah. Namun hari hari berlalu dan Priti tidak pernah hadir lagi. 

Mungkin dia ditabrak mobil di pinggir jalan, namun saya tak menemukan onggokan tubuh atau bangkainya. 

Dokpri_foto terakhir Priti_tidur di kaki
Dokpri_foto terakhir Priti_tidur di kaki
Teringat ketika kucing betina ini sakit, saya mengatakan pada tetangga samping kiri kanan rumah, biarlah dia sakit hingga mati dan saya akan menguburnya. Tapi sekarang Priti entah di mana, apakah dibunuh orang, dibuang ke tempat yang jauh yang dia tak bisa dan tak tau arah pulang. 

Itu kucing kesayangan tak pernah jauh main dari rumah. Selalu menanti saya di depan kamar. Bahkan sewaktu karena kerjaan kantor ke luar daerah, pulang ke Bali atau sempat ke luar negeri selama satu minggu, dia terus menunggu di depan kamar. Menunggu Tuan nya pulang...

Tapi kini....

Semoga Tuhan mengampuni orang yang melakukan kejahatan, karena mereka tak tahu bagaimana rasanya hewan peliharaannya yang dibesarkan, suatu suatu saat dijahatin oleh orang lain. 

Priti tidak semahal Sapi atau Kambing, tapi bagi saya, dia 'mahal' karena ikatan emosional yang terbangun selama 2 tahun. 

Kini hanya tinggal Prito dan Pritu, berdua bersama tanpa Priti....

Mereka tak hanya sekadar peliharaan, tapi juga media tuk belajar sisi lain hewan, yang kadang sama dengan manusia.

Love my cat,

Salam,

Sumbawa, NTB, 30 November 2020

20.17 Wita

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun