Karena buru -buru mau ke kantor, saya lepasin aja sembari memberi dia sepotong ikan. Kebetulan juga karena sudah setahunan lebih diet lauk ikan, selalu ada daging kesukaan kucing itu di rumah.Â

Dia juga mulai menggosok-gosokkan badan dan kepalanya ke kaki dan tubuh saya. Menandakan bahwa dia merasa nyaman dan aman dengan tuan baru nya.Â
Akhirnya saya pelihara kucing itu. Saya beri nama Preety alias Priti. Nama yang cantik lantaran bulunya blasteran white and black. Makin tumbuh besar Si Priti, makin manja dan dekat dengan saya.Â
Mulai dari setia menunggu di depan rumah hingga depan pintu kamar, mencium pipi dan mengeluskan wajahnya ke muka saya, hingga tiba-tiba sudah berbaring di ranjang,tanpa sepengetahuan saya.Â
Pernah sekali menggendong ke taman kota. Jaraknya dari tempat  tinggal tak lebih 600 meter. Ternyata Priti ketakutan dan tak nyaman dengan  kerumunan orang banyak.Â
Lepas dari pegangan, lari masuk selokan kering. Hampir 3 jam mencarinya namun tak ketemu. Akhirnya saya pulang dan berpikir sepertinya saya harus kehilangan kucing lagi.Â
Tak dinyana. 30 menit setelah di rumah, ada yang menggendor jendela lamar. Itu adalah kebiasaan Priti, bila pintu ditutup, dia akan coba masuk lewat jendela nako kaca lantaran tubunya cukup kecil untuk nyempil di sela -selanya.Â
Sekali mencoba berhasil, udahannya keterusan Si Priti. Namun kali ini dia gagal karena jendela nya saya tutup.
"Miaow...," suaranya terdengar di luar kamar.Â
Ketika saya mecoba melongo keluar dengan menyibak gorden dan membuka jendela, dia langsung mengangkat tubuhnya dan lompat masuk lewat dan minta dipeluk. Dalam hati bagaimana mungkin jaraknya segitu jauh namun dia tau arah pulang. Ingat kandang dan tuannya di mana.Hehe...