Saya terlanjur sayang sama ketiga kucing ini, karena Priti, Prto dan Pritu, salah satunya karena mereka tau dimana buang air besar maupun air kecil. Kontrakan terdiri dari tiga lantai, dan lantai paling atas difungsikan sebagai tempat jemuran dan menaruh beberapa pot bunga beserta tanah pasir yang tak terpakai.Â
Di sinilah ketiga kucing ini, BAB atau BAK. Caranya mengenalkan kepada mereka adalah sewaktu pertama kali memelihara mereka, saya mengajak ke atas untuk bermain sekalian memberi mereka makan di sana.Â

Saya hanya melaburkan tanah sebagai tambahannya. Sejak saat itu, hingga sekarang, tanpa di suruh, tanpa dikomando, kucing-kucing ini melakukan dengan instingnya.Â
Jadi tak ada aroma tak sedap dari buangan Prito,Priti dan Pritu. Mereka bahkan tau, bila hendak buang hajat, langsung naik tangga dengan kaki-kakinya ke atas.Â
Bahkan dari atas, mereka bertiga bisa melihat kendaraan saya yang masuk sepulang kerja. Refleks bersamaan bertiga turun dari dan menyambut.Â
"Mana jatah ikannya Bos...," mungkin demikian bila mereka bisa berbicara.Â
3. Bila saya di rumah, mereka cenderung mengekor kemana saya pergi.Â
Karena tugas di Sumbawa sendiri, kadang juga masak sendiri,bila tak sempat keluar,apalagi di musim hujan begini. Prito,Priti dan Pritu, selalu ada di samping saya dan mengendus, apa yang dimasak,meski hanya sebungkus mi rebus atau menggoreng ikan.Â
Nalurinya sebagai kucing ketagihan ikan selalu ada, disamping mereka sadar Tuannya akan memberi pada mereka. Ekpsresinya beraneka.
Mulai dari mencium kaki,merebahkan tubuhnya ke anggota tubuh saya hingga gelonjotan di pangkuan. Ragam respon kucing inilah yang bikin makin care sama peliharaan hewan jenis ini.Â