Van Moersidi Breden: (dengan penuh semangat) "Temuan kita mengungkap banyak hal, teman-teman. Sebenarnya, kita telah memecahkan misteri di balik nama 'Wijahan'. Ini adalah simbol pelestarian alam dan keberkahan."
Pak Jadi Braya: (sambil berkelakar) "Eh, Pak Breden, saya punya satu ide. Bagaimana kalau kita ganti namanya jadi 'Tempat Pamijahan Ikan yang Berkah' saja?"
Nyai Noer Gasinah: (tertawa) "Ah, Pak Jadi, itu nama terlalu panjang! Nanti calon pembeli ikannya nggak muat di pamflet!"
Sosro Kartono: (sambil memotong) "Boleh juga, Pak Jadi. Tapi jujur, 'Wijahan' lebih mudah diingat, dan terdengar lebih sejarahis."
Van Moersidi Breden: (sambil memandang ke bukit-bukit yang jauh) "Saya setuju, 'Wijahan' adalah nama yang istimewa. Namun, satu pesan yang harus kita jaga adalah tentang sumber air kehidupan kita di atas sana, di Bukit Karang Salam, Alas Malang, dan Bukit Pertapan. Kita harus menjaga bukit-bukit itu agar tetap hijau, jangan terlalu banyak menebang pohon akar keras atau menggundulinya."
Pak Jadi Braya: (serius) "Itu benar, Pak Moer. Pohon-pohon dan akar-akarnya di sana adalah penahan air alami. Mereka membantu mengatur aliran air dan mencegah banjir saat hujan turun."
Nyai Noer Gasinah: (setuju) "Ini pesan yang sangat bagus untuk anak cucu kita di masa depan. Banjir seringkali terjadi di dataran rendah di bawah sini karena kita sering menebang pohon dan menggunduli tanah untuk kepentingan pribadi."
Kartono: (penuh semangat) "Jadi, 'Wijahan' adalah nama yang akan mengingatkan kita tentang kebijaksanaan alam dan pentingnya menjaga sumber air kita. Ini pesan yang perlu kita sampaikan."
Setelah berdiskusi, warga desa sepakat untuk memberi nama tempat pamijahan ikan (jualan ikan) tersebut dengan nama "Wijahan". Nama tersebut diambil dari kata "Wija" yang berarti ikan dan "Han" yang berarti tempat. Sehingga, Wijahan berarti tempat ikan.
Dalam obrolan yang penuh canda tawa, mereka semua sepakat bahwa nama 'Wijahan' harus tetap ada, dan pesan tentang menjaga sumber air kehidupan adalah bagian yang tak terpisahkan dari identitas tempat ini. Ini adalah momen yang mengesankan, di mana mereka merayakan penemuan mereka dan meneruskan warisan budaya pelestarian alam serta pesan yang ditemukan dari sejarah mereka untuk generasi mendatang. Cerita ini mengingatkan kita akan kebijaksanaan alam dan pentingnya menjaga sumber daya alam untuk mencegah masalah seperti banjir di zaman sekarang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI