Mohon tunggu...
Adista Pattisahusiwa
Adista Pattisahusiwa Mohon Tunggu... Editor

Wartawan dest politik (Nusantara II DPR RI Parlemen Senayan 2014-NOW) (Polda Metro, Since 2016) Nyong Ambon Saparua Maluku | ALLAH SWT is my Lord. (Alumni Kerusuhan Ambon 1999)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Pela Siri Sori Islam dan Haria Layak Masuk Warisan Budaya UNESCO

16 April 2025   18:57 Diperbarui: 16 April 2025   20:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompetisi dengan nominasi lain dari Indonesia (misalnya, rendang atau kebaya) bisa memperlambat prioritas. Namun minim diskusi spesifik tentang UNESCO, tapi kebanggaan terhadap pela sebagai simbol toleransi (misalnya, “Haria-Siri-Sori saudara forever”) mendukung narasi global.

Harapan tinggi untuk pengakuan global, seperti “Pela di Expo Osaka, lanjut ke UNESCO!” menunjukkan optimisme.

Butuh Kampanye dan Dukungan Publik

Mari membangun dukungan publik melalui kampanye di media sosial seperti FB, X dan acara budaya untuk memperkuat legitimasi nominasi.

Contoh seperti kampanye “Kebaya Goes to UNESCO” melibatkan komunitas dan acara massal.

Maka, sudah saatnya gelar festival pela di Saparua, libatkan pemuda untuk konten digital (TikTok, YouTube).

Gunakan narasi Louleha sebagai kisah rekonsiliasi pasca-konflik untuk menarik perhatian global.

Misalnya antusiasme pemuda untuk acara budaya (misalnya, “Pela versi milenial”) bisa dimanfaatkan untuk kampanye viral.

Pelestarian Pascapengakuan

Jika diakui, Indonesia wajib melaporkan upaya pelestarian berkala ke UNESCO, seperti pendidikan pela di sekolah, festival tahunan, atau dokumentasi digital. Contohnya seperti Batik mendapat dukungan pelatihan setelah diakui (2009).

Mari libatkan Kampus kampus seperti Unpatti, IAIN Ambon, dan komunitas diaspora untuk program jangka panjang agar dapat menjaga praktik pela di tengah urbanisasi dan minat pemuda yang menurun seiring perkembangan zaman saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun