Mohon tunggu...
Adinda Isnaini Khoirul Nisa
Adinda Isnaini Khoirul Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa UIN WALISONGO SEMARANG prodi kimia Fakultas sains dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kupu-kupu untuk Lily

30 November 2021   10:03 Diperbarui: 30 November 2021   10:05 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

      " bagaimana kondisi anak saya dok? Pasti baik-baik saja kan? Kenapa  operasinya selesai lebih cepat dari jadwal?" pertanyaan bertubi-tubi     dilontarkan mama Lily

      "maafkan kami, bapak ibu. Kami sudah berusaha semaksimal  mungkin,tetapi ternyata akar akar sel sudah mencapai batang otak anak     ibu. Kami turut berduka cita" penjelasan salah satu dokter

      " ini gak mungkin, anak saya pasti selamat,huhuhuhuhu" tangis mama Lily     pecah begitu saja tidak bisa dibendung lagi

      " pah, Lily udah janji bakal berjuang dan Kembali ke kita. Kenapa dia   malah pergi pah"

" sabar mah, sabar. Istighfar mah" papa Lily yang sedang menengkan istrinya.Papa Lily pun membawa istrinya untuk duduk dikursi tunggu,    sampai ia tenang.

Entah kenapa hari itu turun hujan. Seperti alam pun ikut menangis, saat acara pemakaman Lily. Alam pun ikut mengantar kepergian Lily, menghapus air mata semua orang yang ada disana menggunakan air hujan. Disana ada orang tua Lily, Meli dan Orang tuanya, Leo dan orang tuanya, teman-teman Lily yang lain mengantar kepergian Lily. Seorang gadis yang ceria, baik, cantik,dan humble ini sekarang terbujur kaku dibawah tanah.

Sudah dua hari kepergian Lily, suasana rumah menjadi sepi senyap. Tidak ada lagi suara riuh nan cempreng yang selalu terdengar setiap harinya. Sekarang rumah ini sudah menjadi redup tanpa kehadiran tuan putrinya. Mama dan papa Lily yang masih sedih atas kepergian anaknya, hanya dapat melamun dikamar sang anak. Mama Lily, menelusuri setiap jengkal kamar tersebut hingga matanya tertuju pada buku diary yang berada diatas meja belajar sang anak. Membuka tiap lembar, membacanya tiap baris isi dari buku diary sang anak. Hingga ia menemukan tulisan sang anak untuk mama dan papanya, dan untuk sahabatnya.

To mamaku dan papaku tersayang

Ma pa, ini Lily anak mama yang paling cantik karena memang anak satu-satunya hehehehe. Kalau mama sama papa baca surat ini, berarti Lily udah sama Allah. Iya kan?.Sebenarnya, Lily udah tau tentang penyakit Lily. Lily udah baca surat hasil pemeriksaan Lily di kamar mama papa. Lily, nakal ya? Masuk tanpa izin hehehehe. Ma pa, kalau Lily pergi duluan,ya. Tolong jaga kesehatanya, jangan nyusul Lily dulu. Maafin Lily ya, karena suka nakal dan gak nurut sama mama papa. Maafin Lily juga belum bisa nepatin janji Lily buat jadi dokter. 

Maafin Lily juga gak bisa nemanin mama papa saat tua nanti. Tapi Lily bakal lihat kalian dari atas kok,Lily bakal merhatiin kalian dari sana. Makasih sudah jaga Lily, dari Lily kecil sampai Lily sebesar ini. Makasih sudah selalu nurutin permintaan Lily. Makasih juga sudah mau berjuang bareng Lily melawan penyakit ini. Allah ternyata lebih  sayang sama Lily. Makanya Lily diberi penyakit ini, jadi dosa-dosa Lily hilang. Allah juga sayang Lily, makanya Lily dipanggil duluan. Allah udah kangen Lily ternyata. Mama papa, makasih untuk semuanya. I LOVE YOU. Segini aja ya,Lily capek nulisnya,hehehehe. Bye bye bye mah pah, muachh

From: Lily Ayudia Nabil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun