Mohon tunggu...
Adinda Isnaini Khoirul Nisa
Adinda Isnaini Khoirul Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa UIN WALISONGO SEMARANG prodi kimia Fakultas sains dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kupu-kupu untuk Lily

30 November 2021   10:03 Diperbarui: 30 November 2021   10:05 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tema: kasih sayang

Karya : Adinda Isnaini Khoirul Nisa

Seorang gadis yang ceria sedang menyusuri lorong gedung SMA Harapan Bangsa Bersama dua orang temannya. Meraka sangat suka bercanda satu sama lain nama geng mereka Triplet. Bukan karena mereka kembar, tetapi karena mereka sudah bersama dari semasa bayi. Rambut Panjang dengan wajah yang imut dan badan yang tak terlalu tinggi,namanya Meli. 

Gadis yang tomboy dengan rambut pendeknya ini bernama Leo. Sedangkan gadis yang sangat ceria dengan rambut pendek sebahu, senyum manis berlesung pipi ini bernama Lily. Mereka duduk dibangku SMA kelas 10. Rumah mereka yang bersebalahan membuat mereka sangat lengket satu sama lain seperti perangko. Orang tua mereka juga sudah bersahabat dari jaman SMA,khususnya ibu mereka.

      Lily salah satu anggota geng Triplet yang paling ceria sangat menyukai bunga yang  memiliki nama sama seperti namanya. Lily sangat ceria hingga dalam kondisi apapun. Sebenarnya, setiap hari ia menderita sakit kepala yang parah. Tetapi ia tidak memberitahukan hal ini kepada siapapun bahkan kepada orang tuanya. Ketika sakit kepalanya datang, ia hanya bisa menahannya seorang diri. Tapi entah kenapa semakin lama sakit kepalanya semakin parah dan semakin sering terjadi. Tidak hanya menderita sakit kepala ia juga lebih sering mimisan dan pucat . Ia sungguh tidak ingin memberitahu siapapun, ia tidak ingin mereka khawatir dan cemas.

      Pada saat upacara bendera pada hari senin, Lily dan teman satu gengnya berada dibaris paling belakang sebelum murid laki-laki. Lily berada ditengah, karena tinggi badannya yang tidak tinggi dan tidak pendek dihimpit oleh Meli dan Leo. Pada saat pertengahan upacara, tiba-tiba Lily mengalami mimisan yang banyak, sehingga membuat dua temannya panik.

" Ly, hidung kamu  berdarah" Ucap Meli dengan nada khawatirnya sambal menyerahkan tisu yang ada di sakunya

" Ly, kamu baik- baik aja? Mau di panggilkan PMR? Ucap Leo tak kalah khawatir

" it's okey. Paling Cuma mimisan biasa" ucap Lily santai sambil membersihkan hidungnya dengan tisu

Dengan wajah yang makin pucat, Lily mencoba untuk bertahan supaya tidak pingsan. Baru beberapa menit berlalu, tiba-tiba pandangan Lily menghitam badannya lemas sehingga jatuh ke tanah. Hal ini, membuat dua sahabatnya panik dan segera memanggil PMR untuk membawa Lily ke ruang UKS. Setelah 30 menit tidak ada respon dari Lily akhirnya, Lily dibawa ke rumah sakit dengan ambulance tanpa didampingi teman-temannya. Sesampainya Lily di rumah sakit, ia dibawa ke UGD dan langsung ditangani oleh dokter jaga. Mendengar anaknya yang pingsan dan dibawa ke rumahsakit, orang tua Lily langsung bergegas ke rumahsakit dimana Lily dirawat. Dokter jaga merujuk Lily untuk di rontgen untuk lebih memastikan lagi. Setelah menghubungi ahli saraf, ahli penyakit dalam, dokter jaga tersebut memanggil orang tua Lily.

      " Mohon maaf bapak ibu, bisa kita berbicara?" tanya dokter itu

      " iya dok, bisa" ucap orang tua Lily

      " Begini bapak ibu, setelah melakukan rontgen dan diskusi dengan beberapa

dokter, anak bapak ibu mengidap kanker getah bening stadium 2" ucap dokter dengan sabar menjelaskan

Bagai disambar petir, orang tua Lily syok dan tidak percaya. Pasalnya Lily tidak pernah mengeluh sakit kepada mereka.

      " tapi anak saya, tidak pernah mengeluh sakit dok" jelas mama Lily

      " begini ibu, ada kemungkinan anak ibu menyembunyikannya dari kalian dan menahan sakit yang ia derita selama ini seorang diri" ucap dokter

      "pah, bagaimana ini? Lily sakit pah......" tutur mama Lily kepada suaminya

      " dok, apakah anak saya masih bisa diselamatkan? Apakah ad acara untuk   membunuh atau mengangkat kanker anak saya?" tanya papa Lily

" karena masih stadium 2, kemungkinan sembuh pasti ada pak. Dan untuk upaya penangannya bisa dilakukan dengan kemoterapi" jelas dokter

"apakah anak saya benar-benar bisa disembuhkan, dok?" tanya mama Lily

" kita akan berusaha semaksimal mungkin ibu, dan juga kita harus berdoa kepada Allah" ucap dokter

Setelah mendengarkan penjelasan dokter, orang tua Lily Kembali keruang UGD untuk melihat keadaan Lily yang masih memejamkan mata karena factor obat yang diberikan. Orang tua Lily pun, berperang dengan pikirannya sendiri mengenai nasib anaknya kelak.

Pukul 13.00 WIB, akhirnya Lily tersadar dari tidurnya. Ia bingung, sedang berada dimana ia seingatnya ia sedang upacara bendera.

      " dimana ini?" ucap lemas Lily

Mendengar suara anaknya, mama dan papa Lily menghampiri Lily yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.

" hai saying, udah bangun? Mau makan? Mau minum? Atau butuh sesuatu? Tanya papa Lily

      " pah, ini dimana? Terus kenapa tangan Lily diinfus?" tanya Lily

      " tadi Lily pingsan saat upacara, terus dibawa ke rumah sakit deh" ucap   mama Lily menenangkan Lily dan menutupi penyakit anaknya

      "Lily udah gapapa kok, sekarang boleh pulang? Lily gak suka rumahsakit   mah,pah. Disini bau obat, Lily gak suka"

      " sabar ya sayang,kita tunggu dokter dulu" ucap papa Lily

Setelah makan siang dan minum obat yang diberikan dokter, Lily tertidur dengan lelapnya. Sampai datanglah teman-teman Lily yang lain bersama Meli dan Leo ke rumahsakit.

      "assalamualaikum om, tante" ucap bersamaan mereka berlima yaitu Meli, Leo, Rena,Siska,Ani, dan Sasa sebagai perwakilan kelas

      "waalaikumslaam, sini masuk. Tetapi jangan berisik ya, Lily lagi tidur sehabis minum obat" jelas papa Lily

      "siap om. kalau boleh tau, Lily sakit apa ya om, tante?" Tanya Leo

      "c-c-c-Cuma sakit biasa karena kecapean" ucap bohong mama Lily

      " Lily kapan boleh pulang om,tante?" tanya Meli

      "kita juga belum tau Mel,tapi doakan secepatnya Lily bisa sehat dan bisa kumpul sama kalian lagi ya" tutur Papa Lily

      "aamiin ya allah" ucap mereka berlima serempak

Setelah 30 menit disana, akhirnya mereka berpamitan untuk pulang kerumah

" om, tante kita pulang dulu ya. Nanti sampaikan salam kita buat Lily saat dia sudah bangun" kata Rena

" iya, nanti disampaikan ke Lily. Makasih ya, sudah jenguk Lily" ucap mama Lily

" iya tante, sama-sama. Kami pamit ya om, tante. Assalamuaikum" ucap Ani dan langsung meninggalkan ruang rawat Lily

Beberapa hari dirawat, Lily akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Dengan syarat, setiap bulan ia harus melakukan kemoterapi dan harus rutin minum obat, tidak boleh kecapean.

6 bulan setelahnya

Sudah berbulan-bulan dan sudah 6 kali Lily melakukan kemoterapi. Kemoterapi ini membuat rambutnya yang pendek sebahu menjadi rontok. Sebenarnya 2 bulan yang lalu,ia menemukan surat hasil pemereksiaannya dari rumahsakit di laci kamar orang tuanya. Disana, ia dinyatakan mengidap kanker getah bening stadium 2. Akhirnya, sekarang ia tau alasan mengapa ia harus rajin minum obat dan melakukan kemoterapi setiap bulan. Awalnya, dia sedih karena baru mengetahui penyakitnya. Tetapi, dia mencoba untuk pura-pura tidak tau dan melakukan aktivitasnya sama seperti sebelumnya tanpa ada perbedaan. Hal ini, supaya orang-orang terdekatnya tidak merasa sedih lagi. Lily masih bersekolah seperti biasa, yang berbeda sekarang dia menggunakan penutup kepala untuk menutupi rambutnya yang sudah ia potong habis.

Setiap hari, Lily akan menulis semua kejadian yang terjadi dalam sehari dalam sebuah buku diary. Dalam buku itu, terdapat pesan-pesan untuk orang terdekatnya mulai dari mama papa, dan sahabat-sahabatnya.

Besok adalah jadwal Lily untuk angkat sel kanker dalam tubuhnya. Walaupun kemungkinan berhasilnya rendah, Lily tetap kekeh untuk melakukan operasi. Sel kanker yang ada dikepalanya berukuran besar, dan akar-akarnya sudah melekat pada otak. Sebelum dioperasi, Lily sudah menandatangani surat untuk donor organ dan tentu saja atas izin orang tua Lily.

      " mah pah, boleh Lily minta sesuatu ke kalian?" tanya Lily

      " b-b-boleh sayang,mau apa?" ucap papa Lily menyembuyikan kesedihannya

      " kalau Lily udah gak kuat, dan harus dipanggil sama Allah. Tolong      donorkan organ Lily ke yang lain ya. Jadi, Lily bisa tetap hidup ditubuh  mereka."ucap Lily sambil melihat raut wajah orang tuanya

      " Lily pasti Kembali sama mama papa kok" ucap mama Lily yang sudah    tidak bisa membendung air matanya

      " iya, semoga Lily bisa kuat ya ma"ucap Lily meneteskan air mata

      " Lily mohon, kabulkan permintaan Lily ya, ma pa. Mama papa, Lily sayang kalian. Maafin Lily ya, selalu      nyusahin kalian. Jaga Kesehatan ya,dan makasih udah jagain Lily. Lily,   berjuang dulu ya mah pah, bye bye" ucapnya sambil memeluk orang tuanya

Sudah dua jam lamanya Lily berada diruang operasi, melawan sel kanker yang menggerogoti tubuhnya. Orang tua Lily masih sabar menunggu kabar baik dari putrinya. Beberapa kali, suster bolak-balik keluar ruangan untuk mengambil kantung darah. Setelah satu jam, para dokter keluar dari ruang operasi. Orang tua Lily berharap mendapatkan kabar baik. Tetapi, nyatanya yang didengar adalah kabar buruk.

      " bagaimana kondisi anak saya dok? Pasti baik-baik saja kan? Kenapa  operasinya selesai lebih cepat dari jadwal?" pertanyaan bertubi-tubi     dilontarkan mama Lily

      "maafkan kami, bapak ibu. Kami sudah berusaha semaksimal  mungkin,tetapi ternyata akar akar sel sudah mencapai batang otak anak     ibu. Kami turut berduka cita" penjelasan salah satu dokter

      " ini gak mungkin, anak saya pasti selamat,huhuhuhuhu" tangis mama Lily     pecah begitu saja tidak bisa dibendung lagi

      " pah, Lily udah janji bakal berjuang dan Kembali ke kita. Kenapa dia   malah pergi pah"

" sabar mah, sabar. Istighfar mah" papa Lily yang sedang menengkan istrinya.Papa Lily pun membawa istrinya untuk duduk dikursi tunggu,    sampai ia tenang.

Entah kenapa hari itu turun hujan. Seperti alam pun ikut menangis, saat acara pemakaman Lily. Alam pun ikut mengantar kepergian Lily, menghapus air mata semua orang yang ada disana menggunakan air hujan. Disana ada orang tua Lily, Meli dan Orang tuanya, Leo dan orang tuanya, teman-teman Lily yang lain mengantar kepergian Lily. Seorang gadis yang ceria, baik, cantik,dan humble ini sekarang terbujur kaku dibawah tanah.

Sudah dua hari kepergian Lily, suasana rumah menjadi sepi senyap. Tidak ada lagi suara riuh nan cempreng yang selalu terdengar setiap harinya. Sekarang rumah ini sudah menjadi redup tanpa kehadiran tuan putrinya. Mama dan papa Lily yang masih sedih atas kepergian anaknya, hanya dapat melamun dikamar sang anak. Mama Lily, menelusuri setiap jengkal kamar tersebut hingga matanya tertuju pada buku diary yang berada diatas meja belajar sang anak. Membuka tiap lembar, membacanya tiap baris isi dari buku diary sang anak. Hingga ia menemukan tulisan sang anak untuk mama dan papanya, dan untuk sahabatnya.

To mamaku dan papaku tersayang

Ma pa, ini Lily anak mama yang paling cantik karena memang anak satu-satunya hehehehe. Kalau mama sama papa baca surat ini, berarti Lily udah sama Allah. Iya kan?.Sebenarnya, Lily udah tau tentang penyakit Lily. Lily udah baca surat hasil pemeriksaan Lily di kamar mama papa. Lily, nakal ya? Masuk tanpa izin hehehehe. Ma pa, kalau Lily pergi duluan,ya. Tolong jaga kesehatanya, jangan nyusul Lily dulu. Maafin Lily ya, karena suka nakal dan gak nurut sama mama papa. Maafin Lily juga belum bisa nepatin janji Lily buat jadi dokter. 

Maafin Lily juga gak bisa nemanin mama papa saat tua nanti. Tapi Lily bakal lihat kalian dari atas kok,Lily bakal merhatiin kalian dari sana. Makasih sudah jaga Lily, dari Lily kecil sampai Lily sebesar ini. Makasih sudah selalu nurutin permintaan Lily. Makasih juga sudah mau berjuang bareng Lily melawan penyakit ini. Allah ternyata lebih  sayang sama Lily. Makanya Lily diberi penyakit ini, jadi dosa-dosa Lily hilang. Allah juga sayang Lily, makanya Lily dipanggil duluan. Allah udah kangen Lily ternyata. Mama papa, makasih untuk semuanya. I LOVE YOU. Segini aja ya,Lily capek nulisnya,hehehehe. Bye bye bye mah pah, muachh

From: Lily Ayudia Nabil

To Meli dan Leo

Hay guys,ini Lily. Lily Cuma mau ngomong, terima kasih sudah mau jadi temen Lily. Makasih udah mau nerima kekurangan Lily,walaupun Lily gak punya kekurangan sih,hehehehe. Lily minta maaf, gak jujur sama kalian kalau Lily sakit. Lily gak mau, kalian berubah sama Lily. Lily Cuma mau kalian seperti biasanya ke Lily. Lily pamit duluan ya, kalian jangan berantem mulu. Nanti siapa yang lerai kalian, kan aku udah sama Allah.

Leo, tetep jadi kamu apa adanya ya. Jangan dengerin orang-orang yang menurutmu gak perlu. Tapi, kalo bisa galaknya dikurangin ya. Takut kamu susah dapet jodoh nanti, hehehehehehe. Leo, makasih ya udah baik banget sama Lily. Leo udah jadi sosok kakak yang baik buat Lily, udah bikin Lily berasa punya kakak yang sayang sama Lily. Sekarang,tugas Leo tinggal jagain Meli. Tolong jaga Meli ya,kakak Leo. Dulu pengen banget kan dipanggil kakak sama Lily, hehehehehe. Titip mama sama papa Lily juga, anggap mereka seperti orang tua kak Leo ya. Lily bantu jaga dari atas sana. Terima kasih kakak Leo ku tersayang. LOVE YOU <3

Hai,Meli. Tenang, ada kok buat kamu. Jangan ngambek dulu deh, udah gede kok ngambekan. Pasti sekarang kamu lagi keselkan sama aku,hahahahaha. Pesannya sama kok kayak pesanku buat Leo. Kalian jangan sering berantem ya, dan kamu mel kalau dibilangin jangan ngeyel ya. Jaga Kesehatan, jangan sering begdang buat marathon drakor ya, gak baik. Jangan lupa belajar juga, katanya mau jadi dokter. Maaf ya, kamu harus berjuang buat jadi dokter sendirian. Maaf udah ingkar janji, tapi aku akan kasih semangat kamu dari sini kok, Hehehehehe. Udah itu aja buat kamu mel. LOVE YOU<3.

Kalian jaga Kesehatan ya, jangan cepet-cepet nyusul aku. Masa depan kalian masih Panjang, puas-puasin mainnya tapi jangan lupa belajar. Aku sayang kalian berdua. TRIPLET. UNTUK SELAMANYA. Bye bye bye.........

Setelah membaca surat ini, mama dan Lily mencoba ikhlas dengan semuanya. Ikhlas untuk hidup tanpa anak semata wayangnya yang telah pergi jauh. Tidak lupa, mama Lily menyerahkan surat yang ditulis Lily untuk sahabat-sahabatnya yaitu Meli dan Leo.

-TAMAT-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun