Saya percaya, salah satu bentuk investasi paling jujur dan tahan lama yang bisa kita buat bukan terletak pada saham, emas, atau properti. Tapi pada karya.
Entah itu tulisan, video, puisi, atau bahkan ide kecil yang diwujudkan hari ini dan masih bisa dibaca, ditonton, atau dikenang lima tahun ke depan. Karya adalah investasi batin dan intelektual. Ia mungkin tak selalu menghasilkan uang, tapi bisa menyelamatkan akal sehat kita sendiri.
Sayangnya, imajinasi sering kalah sebelum bertarung. Bukan oleh kritik. Tapi oleh realitas bernama uang.
Saat belum punya uang, orang berkata: "Saya ingin menulis, tapi sibuk cari uang dulu." Tapi anehnya, saat uang sudah di tangan, kalimatnya berubah: "Saya belum sempat, sibuk urus ini itu."
Dan di sinilah paradoks dimulai:
Semakin kita punya uang, semakin kita ingin lebih.
Dan di saat ingin lebih itulah, uang itu justru lenyap. Bukan karena dipakai untuk hidup, tapi untuk gaya hidup.
Saya tidak sedang menyalahkan uang atau orang yang mengejarnya. Uang penting. Tapi uang bukan alasan sah untuk mengubur imajinasi, dan bukan pelindung dari rasa kehilangan arah.
Coba kita lihat satu contoh kecil.
Ada penulis terkenal bernama Octavia Butler. Ia menulis sambil bekerja sebagai pencuci piring dan petugas kantor. Ia tidak menunggu uang untuk mulai menulis. Ia menulis karena tidak tahan tidak menulis.
Di sisi lain, saya kenal beberapa orang yang punya modal besar, perangkat lengkap, bahkan waktu luang. Tapi tidak satu pun karya muncul. Karena ketika uang tersedia, datang pula tekanan untuk "karya harus viral, harus laku, harus cuan."
Dan saat karya dibebani target seperti itu, ia kehilangan nyawa.
Saya menulis ini bukan untuk menggurui, tapi untuk mengingatkan diri sendiri.
Kita tak butuh banyak untuk mulai. Kita hanya butuh sedikit kejujuran, dan keberanian untuk tidak menunggu semuanya sempurna.
Karya bukan soal dikenal. Tapi soal ditinggalkan.
Uang akan habis. Tapi tulisanmu bisa jadi pelita buat orang asing di masa depan.
Videomu bisa jadi jawaban untuk seseorang yang gelisah.
Dan puisi sederhana yang kamu tulis mungkin menyelamatkan satu orang yang bahkan tak kamu kenal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI