Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

KRIS BPJS Kesehatan Hapus Adagium Orang Miskin Dilarang Sakit?

6 Maret 2023   08:43 Diperbarui: 10 Maret 2023   17:20 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas melayani peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Aceh, Rabu (15/12/2021).| Dok ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.

Namun, dengan adanya aturan nanti tahun 2025 itu, mau tak mau pasien harus menurut. Harus masuk ke kamar yang sudah ditentukan itu.

Pihak rumah sakit hendaknya betul-betul menjaga kenyamanan pasien. Bagaimana pasien mau istirahat dan obat bekerja maksimal kalau kelas yang mereka tempati tidak nyaman. 

Rakyat juga paham kok, kalau hanya ada satu kelas dan 9 itulah kriterianya. Mereka pasti menerima. Akan tetapi, pekerjaan rumah bagi manajemen rumah sakit adalah jaga kenyamanan. Semua aturan diikuti dan diterapkan.

Kedua, kasihlah obat agak banyakan jangan kelewat pelit

Beberapa tahun lampau, kalau berobat, dokter kasih obat lumayan banyak. Bisa sampai untuk seminggu. Beberapa tahun belakangan ini, obat dari dokter semakin sedikit. Obat dikasih paling hanya untuk tiga harian.

Tentu dokter punya ketentuan sendiri. Pasien pasti paham. Rakyat juga bisa menerima. 

Namun, alangkah baiknya, dengan adanya aturan KRIS ini, dari sisi berobat jalan juga ada perubahan. Pasien pasti ingin obat mereka terima itu setidaknya bisa cukup sampai seminggu. 

Jadi, kalau mereka masih kurang sehat durasi tiga harian, mungkin disisa waktu bisa lekas sembuh.

Namun, kalau sampai tiga hari mereka masih ada keluhan dan obat habis, rasanya malas ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan pertama lagi. 

Tidak ada yang mau kok berobat itu. Kalau tak terpaksa sekali, orang juga malas ke sana. Namun, karena menjadi kebutuhan pokok, mau tak mau berangkat juga.

Karena itulah saya menganjurkan agar ketika berobat jalan, jumlah obat tolong ditambah. Jangan pelit-pelitlah dengan obat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun