Sejauh Mana Senja Membawa Hatimu
dipetiknya kecapi pada ranting-ranting senja;
angin lirih di dahan cemara, rasa perih yang diteteskan elegi duka
dan awan hitam bergayut di pelupuk cakrawala,
dia, lelaki petualang dengan mata gemerlap
bagai lampu-lampu menara bandar tempat kau menyandar harap;
"mungkin dunia telah kehilangan musim,
 mungkin rindu ini bisa reda bila angin tasik
 nanti mengapalkan gerimis ke benua-benua asing."
ingin dipuputnya seruling dari sebuah lembah yang hening
ingin dikemasnya bilur-bilur pelangi untuk mewarnai
padang hatinya yang hambar dan terasing,
dia, lelaki petualang dengan senyum merah kesumba
dengan lagu-lagu dan cerita yang meluas jadi samudera cinta
telah berkalang takdir, telah berbilang musim tak kunjung hadir
dan engkau, nona
menunjuk pada tapak-tapak kita yang pupus tersapu ombak;
"lihat, selain dia, tak ada lagi cinta mampu meninggalkan jejak."
ya, akhirnya akupun harus segera bertolak
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI