Mohon tunggu...
abdurrahman duwila
abdurrahman duwila Mohon Tunggu... Media Timur cemerlang

Saya freelance bekerja pada media dengan hobi menuliskan artikel-artikel berita tentang lingkungan teknologi dan budaya serta ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Kata Media ?, Survey berbasis data pemberitaan Media Sorotan Tajam soal dampak Tambang di Halmahera

1 Juni 2025   23:26 Diperbarui: 1 Juni 2025   23:26 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa artikel juga menyajikan suara akademisi dan tenaga medis yang menyoroti risiko jangka panjang dari paparan logam berat. Sebaliknya, pemerintah provinsi dan perusahaan tambang lebih sering tampil dalam konteks pasif, bahkan absen dalam memberikan tanggapan yang jelas.

Media Berbeda, Gaya Narasi Berbeda

Setiap media memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyajikan isu ini. Kompas.com dan CNN Indonesia cenderung mengangkat temuan kesehatan dan dampak terhadap warga dengan pendekatan human interest. Mongabay Indonesia memilih menggali lebih dalam aspek konflik lahan, praktik kriminalisasi, dan kerusakan ekologis. Tempo.co banyak menyoroti kurangnya ketegasan pemerintah., sementara Malut Tv memberi ruang besar pada suara Walhi dalam bentuk dialog  dan narasi moral soal keadilan ekologis.

Dalam salah satu artikel di Kompas.com, disebutkan bahwa warga pesisir yang menjadi objek pemeriksaan medis menunjukkan kandungan logam berat di atas ambang batas aman. Temuan ini dinyatakan oleh tim peneliti laboratorium ekologi pesisir dari sebuah kampus ternama. Dalam artikel berbeda di Mongabay, WALHI secara tegas menyebut bahwa yang terjadi saat ini bukan sekadar pencemaran, tapi "ekosida" atau kehancuran sistematis atas lingkungan hidup.

Sementara itu, NusantaraHijau.id dalam laporannya menampilkan pernyataan dari koalisi masyarakat sipil Maluku Utara yang mendesak pemerintah menyatakan status darurat ekologi terbatas di wilayah Teluk Weda dan sekitarnya.

Kesimpulan: Media Angkat Krisis Ekologi Jadi Isu Nasional

Temuan survei ini menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir, media daring telah berhasil mengangkat krisis tambang di Maluku Utara sebagai isu nasional. Narasi tidak lagi terfokus pada persoalan ekonomi atau investasi, tetapi telah beralih ke soal hak hidup, kesehatan publik, dan keadilan ekologis.

Pemberitaan secara umum mengedepankan sisi kemanusiaan dan lingkungan, dengan warga dan komunitas lokal sebagai aktor utama yang terdampak. Suara pemerintah dan industri nyaris tidak terdengar dalam pemberitaan, yang mengindikasikan potensi krisis legitimasi di tengah minimnya transparansi informasi dari otoritas dan perusahaan tambang.

Rekomendasi: Moratorium dan Audit Lingkungan Mendesak Dilakukan

Berdasarkan hasil survei ini, terdapat  beberapa point yang menjadi rekomendasi  beberapa langkah mendesak, yaitu:

  1. Pemerintah Provinsi Maluku Utara diminta segera menyatakan status darurat ekologi terbatas, terutama di Teluk Weda.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun