Mohon tunggu...
A Jahedi
A Jahedi Mohon Tunggu... Teacher of History

Guru sejarah dan pemerhati isu sosial. Menulis untuk menyalakan obor kesadaran, menjembatani masa lalu, hari ini, dan masa depan serta tidak lupa ditemani kopi hitam sebagai sahabat setia di setiap perjalanan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Skincare is My Love Language

16 Agustus 2025   10:43 Diperbarui: 15 Agustus 2025   17:14 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skincare bukan sekadar rutinitas, tapi bahasa cinta untuk diri, merawat kulit, menenangkan pikiran, dan meningkatkan percaya diri

Pada era modern, perawatan kulit atau skincare bukan sekadar rutinitas kecantikan, ia menjadi bentuk ungkapan kasih sayang terhadap diri sendiri. Konsep Love Language, yang awalnya populer dalam hubungan interpersonal, kini merambah ke dalam gaya hidup individu melalui tindakan lembut seperti merawat kulit. Skincare, dalam banyak hal, menjadi manifestasi cinta terhadap tubuh, diri, dan kesejahteraan mental. "Skincare is My Love Language" menggambarkan bagaimana rutinitas perawatan kulit sehari-hari tidak hanya memperindah penampilan, tetapi juga menjadi sarana perawatan diri yang berdampak positif secara fisiologis, emosional, dan psikologis terhadap seseorang.

Aktivitas perawatan wajah terbukti memberikan efek relaksasi yang lebih kuat dibandingkan sekadar istirahat saja. Sebuah penelitian menggunakan beragam ukuran fisiologis, EEG, EKG, EMG, dan laju pernapasan menunjukkan bahwa perawatan wajah satu jam memberikan peningkatan relaksasi secara signifikan, relaksasi otak 42 %, jantung 13 %, pernapasan 12 %, dan otot 17 % lebih tinggi dibandingkan kondisi hanya istirahat. Ini mengindikasikan bahwa skincare bukan sekadar ritual fisik, melainkan tindakan terapeutik yang memengaruhi tubuh dan pikiran.

Rutinitas skincare konsisten dapat memperkuat rasa percaya diri dan kesejahteraan emosional. Penelitian terhadap pengguna rutin skincare menemukan bahwa mereka merasa lebih nyaman dengan penampilan, memiliki perasaan kontrol terhadap diri, dan kualitas hidup meningkat. Rasa kontrol ini yang muncul ketika seseorang merawat kulitnya secara teliti menumbuhkan empati diri dan ketenangan batin, serta meningkatkan harga diri.

Namun, terdapat kontra-argumen yang penting diperhatikan. Studi baru menunjukkan bahwa rutinitas skincare yang kompleks, seperti yang sering dipamerkan remaja di TikTok, berpotensi tidak memberikan manfaat nyata, bahkan bisa merusak kulit. Rutinitas yang melibatkan banyak produk dan belum tentu cocok bagi kulit muda tersebut memicu iritasi, alergi, dan sensitif terhadap sinar matahari.

Meskipun demikian, hal tersebut menekankan bukan ketidakefektifan skincare secara keseluruhan, melainkan pentingnya pendekatan bijak dan sesuai kebutuhan. Skincare sebagai Love Language bukan tentang keramaian produk, tetapi ketulusan merawat diri secara sadar dan bertanggung jawab. Cukup dengan pembersihan lembut dan penggunaan tabir surya yang tepat dapat menjadi bentuk self care yang optimal lebih bermakna dan aman dibandingkan sekadar mengikuti tren atau jumlah produk .

Skincare sebagai ungkapan “Love Language” adalah wujud perawatan diri yang memadukan aspek fisiologis, emosional, dan psikologis. Ritual perawatan wajah terbukti dapat memicu relaksasi mendalam, meningkatkan kepercayaan diri, dan menciptakan rasa kontrol terhadap diri sendiri. Meskipun ada risiko jika dilakukan berlebihan atau tanpa panduan, hal ini bukan menghilangkan nilai tindakan merawat melainkan menegaskan pentingnya pendekatan yang bijak dan disesuaikan.

Rekomendasi

  1. Bangun rutinitas sederhana yang konsisten, fokus pada dua langkah utama pembersih lembut (cleanser) dan pelembap, ditambah tabir surya di pagi hari.

  2. Sesuaikan produk dengan jenis kulit dan kondisi individu, hindari mengikuti tren tanpa memahami kebutuhan kulit.

  3. Jadikan skincare sebagai momen mindfulness, nikmati tiap sentuhan produk sebagai bentuk penghormatan diri dan pemulihan mental.

Dengan demikian, skincare bukanlah sekadar rutinitas fisik, ia menjadi bahasa cinta yang lembut dan bermakna untuk merawat diri secara holistik, menyeluruh, dan penuh perhatian.

Referensi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun