Mohon tunggu...
Tahta Alfina
Tahta Alfina Mohon Tunggu... Pembelajar

Seorang pecinta sastra, mendamba sunyi yang bukan sepi, menjadi serumpun bunga adalah keinginanku, menjadi versi terbaik diriku itulah caraku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biar Hujan Menjadi Pengantar

14 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 14 Juli 2022   19:15 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Beberapa pertanyaan membisu di tenggat waktu
Berhembus melewati alur kisah
Sejuntai tirai menutup semburat cahaya
Melindungi sang kalbu yang pernah membeku

Langit menatapnya sendu
Berharap cahayanya akan tetap diterima dengan semestinya
Namun hujan memilih setia
Hadir dan menghujam,
membayar haus-haus disepanjang perjalanan.

Adakah yang lebih indah dari perjumpaan yg tak pernah menemui pemiliknya?
Hingga bayang kerinduan selalu hadir menjelma disetiap malam
Dan aku mencintaimu tanpa syarat, bahkan saat mentari tak di terima lagi
Saat hujan tak henti henti menghujam
Dan saat angin tetap membawa aromamu yang seakan hadir

Dan suatu saat akan hadir jua sosok yang tak mungkin sempurna
Yang menerimaku dan aku menerimanya apa adanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun