Tami mendesis. "Jleb!"
"Kalau yang kamu maksud adalah hari setelah hari ini, pakailah besok. Kata esok lebih tepat untuk 'masa yang akan datang'. Jadi bedakan antara 'besok lusa' dan 'esok lusa'. Tidak semua kata yang mirip maknanya dapat dipertukarkan sesuka hati."
Tami mengangguk. "Baiklah, besok kita bertemu. Jam berapa?"
"Pukul berapa, bukan jam berapa."
"Pukul berapa, Munsyi?"
"Pukul sepuluh." Remba menatap Tami lekat-lekat. "Jam itu jangka waktu, lamanya sesuatu terjadi atau berlangsung, atau alat yang dipakai untuk mengetahui waktu."
Tami berdiri lalu meninju lengan Remba. "Pukul itu begini!"
"Salah," sergah Remba, "itu tinju!"
Tami merenget setengah berteriak, "Dasar! Buku melulu yang diperhatikan!"
Remba berjengit. "Kamu cemburu pada buku?"
"Ada beberapa hal yang kamu harus tahu!"