Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Rindu dan Cemburu Itu Sama-sama Cinta

26 Juli 2018   13:48 Diperbarui: 28 Juli 2018   20:53 2712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Remba mendeham tidak peduli. "Kata sudah bisa diimbuhi partikel -lah atau -kah, sedangkan telah tidak bisa. 'Sudahlah, tidak usah memikirkan nasibku', contohnya. 'Telahlah, tidak usah mengkawatirkan perasaanku', janggal sekali."

Tami membelalak. "Kamu sudah selesai?"

Tawa Remba seketika meledak. "Sudah!"

"Gue telah mempelajari hal itu, Remba!"

"Nah, itu penggunaan telah yang tepat!"

Tami menepak meja dan meninggalkan Remba yang ternganga.

Dokpri
Dokpri

Rindu dan cemburu itu sama-sama cinta. Tidak perlu cemas karena rindu, tidak perlu gelisah karena cemburu. Cemas dan gelisahlah apabila takar keduanya berlebihan, karena keduanya sama-sama pemicu marah.

Sejak pertemuan ketiga, Tami tidak ingin bertemu Remba lagi. Bahkan ia bertekad akan menghindar dari lelaki menyebalkan itu, sungguhpun mereka bertemu tanpa sengaja. Ia tidak betah menyimak ceramah tentang bahasa Indonesia. Menjemukan!

Bulan pertama sejak pertemuan ketiga berlalu dengan aman. Bulan kedua juga begitu. Pada awal bulan ketiga, Tami tidak bisa menghindar. Sebuah tugas menulis makalah memaksanya harus menemui Remba.

Tibalah Tami di kafe tempat ia menemukan punggung Remba. Masih dengan kaus hitam, rambut berumbai-rumbai, dan novel di depannya. Ia tidak menunggu hingga Remba menutup buku dan menatapnya. Ia langsung meminta Remba supaya mengoreksi makalahnya.

Remba tidak banyak bicara. Ia langsung menulis analisis di atas kata analisa, hipotesis di atas hipotesa, diagnosis di atas diagnosa, serta kedaluwarsa di atas kadaluwarsa. Ia belum juga berkata apa-apa saat membubuhkan kata metode di atas metoda, komersial di atas komersil, serta eksem di atas eksim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun