Mohon tunggu...
Raihan Tri Atmojo
Raihan Tri Atmojo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UNS. Saat ini sedang senang terhadap dunia blog dan mencoba menambah wawasan dengan berbagai macam bacaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Catatan Kecil

23 April 2022   16:57 Diperbarui: 23 April 2022   17:08 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://pixabay.com/id/photos/buku-catatan-buku-harian-catatan-3090133/

"Mungkin mas akan mulai kehilangan memori mas sedikit demi sedikit. Karena itu untuk berjaga-jaga mas bisa memulai menulis catatan memori mas untuk mencatat memori yang masih tersimpan di kepala, sebelum semuanya hilang. Mulailah dengan yang penting-penting, kalau misal ingin mencurahkan perasaan, maka ceritalah dengan orang yang bisa mas percayai, atau menulis melalui buku harian"

Jawaban dokter itu menjadi jawaban yang membuatku berdebar beberapa saat. Kehilangan memori sedikit demi sedikit, sesuatu yang tak pernah kubayangkan kini telah kualami. Akupun berpamitan dengan dokter. Keluar dari ruang kontrol aku bertemu dengan kamal, teman sekamarku di kos.

"Gimana sal hasilnya?" jawab Kamal dengan wajah khawatir.

"Nanti aja ya mal, aku sampein waktu di kos aja" jawabku singkat.

Kamal tidak menjawab lagi. Kami langsung berjalan menuju parkiran menuju motor kami . Selama perjalanan aku hanya terdiam. Melihat berbagai gedung yang mulai diterangi oleh lampu warna-warni, karena saat iru sang surya sudah hampir tenggelam di ufuk barat. Jarak kosku ke rumah sakit memang lumayan jauh, kira-kira 15 menit perjalanan jika menggunakan motor. Perjalanan akan tambah lama jika jalanan ramai oleh para pekerja yang baru selesai dan berbondong-bondong keluar dari pabrik.

Motor Kamal sampai di depan kos, aku turun dan melangkah terlebih dulu menuju kamar. Aku tak menunggu kamal selesai dengan motornya. Baru sebentar aku merebahkan tubuhku di kamar, si Kamal sudah sampai ke kamar. Ia mengambil air putih dan meminumnya disamping kasur, tak lupa ia menyalakan kipas angin.

"Jadi gimana sal, katanya kamu mau ngasih tau waktu udah sampai di kos?" tanyanya penuh dengan rasa penasaran.

Aku menghela napas panjang. Untuk kesekian kalinya aku berpikir, apakah aku harus memberitahukan hal ini pada orang lain. Aku khawatir membuat orang lain menjadi gelisah, apalagi orang tuaku. Tapi aku juga tidak bisa menyembunyikan hal ini dalam waktu yang lama.

"Jadi gini. Kata dokter secara fisik aku tidak mengalami cedera serius akibat dari benturan bulan lalu. Tapi....." Aku tidak melanjutkan ucapanku. Aku lebih memilih menunggu Kamal bertanya lagi.

"Tapi apa?! Cepet ngomong gak!" Paksa Kamal. Iya mengucapkannya dengan nada akhir sedikit tertawa karena mengira aku akan bercanda, seperti yang biasa kulakukan

"Tapi ada masalah di otakku. Dokter bilang terjadi masalah pada memoriku, dan itu mungkin akan lebih buruk lagi." Jawabku dengan suara yang berat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun