Mohon tunggu...
Dewi Nuryanti
Dewi Nuryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Emak blogger

Emak blogger yang hobi traveling, makan dan belanja

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menjelajahi Misteri Perbatasan, Sebuah Catatan dari Krayan

2 Maret 2024   01:38 Diperbarui: 2 Maret 2024   01:39 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Menjelajahi Misteri Perbatasan, sebuah catatan peradaban dari Krayan, Kalimantan Utara (foto dokumen pribadi)

Apa yang ada dalam benak kalian saat mendengar "perbatasan negara"? Mungkin langsung terbayang sebuah daerah yang menjadi batas langsung dari negara lain dan merupakan serambi depan bangsa tapi ada pula yang menggambarkan daerah perbatasan sebagai "halaman belakang" dari sebuah negara. Namun apapun itu, daerah perbatasan merupakan wujud penampakan wajah negara. Sedihnya, daerah perbatasan acap kali sering dipandang sebagai zona ketidakstabilan, intimidasi, keterpinggiran, dan penuh bahaya serta kriminalitas. Beragam masalah hadir di daerah perbatasan dari mobilisasi sosial budaya dan ekonomi sampai layanan kesehatan yang sangat terbatas.

Fakta yang ada menunjukan bahwa daerah perbatasan memiliki kehidupan yang kondisinya jauh dibawah daerah lain. Daerah perbatasan cenderung memiliki kehidupan ekonomi, kesehatan dan akses transportasi yang rendah nan minim. Padahal daerah perbatasan seharusnya dijaga dan diperhatikan dengan baik karena menjadi salah satu standar hidup bangsa. Sebagai wajah bangsa yang mencerminkan kualitas kehidupan masyarakat bangsa tersebut.

Pemerintah pun terkesan kurang serius "menggarap" wilayah perbatasan. Saya mengambil contoh di Indonesia. Contohnya perbatasan Indonesia yang berada di Krayan, Kalimantan Utara. Masyarakat yang berada di Krayan memiliki jalan darat yang mulus yang menghubungkan langsung dengan Serawak Malaysia tapi ironisnya belum ada jalan darat yang menghubungkan Krayan dengan daerah lain yang berada di Indonesia. Satu-satunya jalur yang tersedia ya jalur udara. Kebayangkan betapa mahalnya biaya transportasi Krayan ke daerah lain di Indonesia?! Hal inilah yang menjadi sebab Krayan terisolasi dan "jauh" dari kota-kota lain di Indonesia.

Krayan sendiri memiliki karakter alam dengan potensi yang unik dan beragam. Terdapat sumber sumur garam di gunung di Krayan dan kaya dengan keunikan budayanya. Negara seharusnya hadir secara nyata dan membantu masyarakat Krayan agar tidak terisolir akibat kondisi geografisnya. Mengupayakan secara maksimal agar Krayan memiliki kemudahan mengakses teknologi. Jangan harap bisa berselancar dunia maya di Krayan, belum terjamah internet di sana. Daerah perbatasan seperti Krayan membutuhkan infrastruktur ekonomi, pemberdayaan sumber daya manusia, fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai supaya memiliki kualitas kehidupan yang baik.

Menjelajahi Misteri Perbatasan Melalui Batu Ruyud Writing Camp

Pak Yansen (memegang mic) dalam acara peluncuran buku Menjelajahi Misteri Perbatasan di Sekolah Alam Cikeas (foto dokumen pribadi)
Pak Yansen (memegang mic) dalam acara peluncuran buku Menjelajahi Misteri Perbatasan di Sekolah Alam Cikeas (foto dokumen pribadi)

Sudah cukup banyak yang membahas mengenai daerah perbatasan tapi sedikit yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sana. Kondisi inilah yang menjadi salah satu alasan Pak Yansen TP, MSI penggagas ajang literasi Batu Ruyud Writing Camp yang berlokasi di Batu Ruyud, Krayan Tengah, Kaltara. Pak Yansen sendiri merupakan putra asli Krayan dan saat ini menjabat sebagai wakil gubernur Kalimantan Utara.


Batu Ruyud Writing Camp merupakan ajang literasi penting yang juga menjadi pesta literasi masyarakat Krayan. Ajang literasi ini menghadirkan penggiat literasi nasional yang diajak untuk menjelajahi dan mengeksplorasi misteri daerah perbatasan sesuai latar belakang dan keahlian masing-masing. Batu Ruyud sendiri merupakan wilayah yang berada di pedalaman hutan Taman Nasional Krayan Mentarang tepatnya di Ba'Binuang, kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun