Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mitha, Serpihan Cinta, dan Aku Memilikinya

25 Maret 2019   21:49 Diperbarui: 25 Maret 2019   22:05 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Tak Sepadan Chairil Anwar, Februari 1943. (Dokumen Wahyu Sapta).

***

Rupanya, kesabaran itu ada ujungnya. Meski membawa kepedihan dan melalui jalan yang berliku.

"Kau siap menikah denganku, Mitha?" tanyaku. Mitha hanya mengangguk.

"Aku harap tak ada kesedihan di atas berita bahagia buatku. Aku ingin kau juga bahagia."

"Tentu saja aku bahagia, Andra. Sangat bahagia."

"Bagaimana dengan yang lain?"


Ia hanya diam membisu. Rona bahagia tetap ada pada wajah cantik alaminya.

Tetapi kebahagian tampaknya memang hanya diperuntukkanku. Kesabaran yang bertahun lamanya. Kesabaran yang membawa luka dan kepedihan. Bukan tak mungkin kadang memicu awan panas terik yang seakan membakar ladang kering.

Cinta tersembunyi di balik gumpalan asap yang membubung ke langit. Amat rahasia, hingga menjadi segumpal awan hitam yang akhirnya jatuh ke tanah. Menyirami cinta yang nyaris luruh tak bersisa. Cinta tumbuh kembali dan begitu seterusnya. Angin membawanya. Menyimpannya bahkan kadang menghempaskannya. Sakit. Tapi juga sepoi.

Saat ini, cinta telah menampakkan diri dan mampu melabuhkan hati. Pada Mitha seorang.

Mungkinkah aku seorang lelaki yang patut dikasihani?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun