Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

Kenikmatan yang diberikan Allah juga ujian.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Keluarga Soemijat (4)

21 Juli 2019   20:44 Diperbarui: 21 Juli 2019   20:52 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah selesai ngobrol,  dari arah kamar yang lain terdengar suara memanggil lagi Noni Belanda ini, lalu dia pun mendatangi  untuk ngobrol lagi dengan siswa yang lain. Kemudian diakhiri dengan peluk cium. Hampir semua asrama putra didatangi oleh Noni belanda yang sesungguhnya masih remaja. Tapi karena bongsor jadi terlihat dewasa. Selesai  berkeliling di asrama, Noni Belanda ini menceritakan pengalamannya  kepada ayahnya, bahwa siswa-siswa Kweekschool ini semua ramah.

"Papa, saya suka di sini. Siswa-siswa semua ramah kepada saya. Semua mau memeluk dan mencium saya," kata Noni Belanda kepada ayahnya. Karena ayahnya tahu kebiasaan anak pribumi dan adat Nusantara, dia hanya berpesan supaya anaknya tidak melakukan lagi.

"Oke lain kali jangan dilakukan lagi," kata kepala sekolah ini kepada anak perempuannya.   

Di sekolah Hollandsche Indische Kweekschool, Soemijat tergolong siswa yang berprestasi. Tapi karena hampir yang diterima di sekokah tersebut mempunyai otak encer, sehingga selisih nilai dengan yang lain pun tidak terlalu tinggi.

Dalam belajar, Soemijat sengaja memilih waktu di malam hari di saat siswa yang lain sedang terlelap tidur. Soemijat punya keyakinan di malam hari itulah segala permintaan akan mudah terkabul.

Termasuk permintaan untuk dipahamkan ilmu pengetahuan. Teman-teman Soemijat juga mempunyai cara sendiri-sendiri dalam belajar. Ada yang dengan cara membaca keras-keras pelajaran yang sedang dihapalnya. Ada juga yang dengan cara menyendiri menyingkir dari siswa-siswa yang lain.

Soemijat jika tidak sedang belajar lebih suka menguping teman-temannya yang sedang belajar. Ikut menyimak. Pernah ada satu kejadian, Soemijat lagi malas belajar. Ujian yang akan dihadapi adalah sejarah dunia tentang penaklukan Napoleon Bonaparte. Teman Soemijat ini membaca keras-keras riwayat perjalanan Napoleon. Sambil berkeridong sarung, Soemijat menyimak temannya yang sedang menghapal kisah perjalanan Napoleon.

"Sana mandi, sebentar lagi bel sekolah berbunyi," kata teman Soemijat mengingatkan Soemijat dalam bahasa Belanda.

"Iya sebentar lagi," kata Soemijat yang juga membalas dalam bahasa Belanda. 

Ujian Sejarah Dunia dimulai. Soemijat tidak belajar sedikitpun. Buku pelajaran  sama sekali  tidak disentuh. Hanya berbekal mendengar dari temannya yang menghapal dengan keras-keras. Nasib baik berpihak pada Soemijat. Seluruh materi yang dibaca keras-keras temannya keluar dalam ujian. Sementara, temannya yang sudah habis-habisan menghapal sejarah Napoleon, tidak keluar, ternyata yang ditanyakan seputar Alexander Agung.

Kekerabatan antara penghuni asrama juga sangat kental. Jika salah satu ada yang sakit, maka siswa dari kamar lain akan datang menjenguk. Motifnya macam-macam, ada yang memang ingin menjenguk ada juga yang berniat untuk perbaikan gizi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun