Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setelah COVID-19 Menyerang

6 Maret 2020   20:53 Diperbarui: 6 Maret 2020   21:00 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari kompas.com

Setelah Covid-19 menyerang, negara api banting setir jadi negara air, banyak yang tiba-tiba berubah. Politisi jadi ustad, ustad jadi dokter, dokter jadi selebritis. Ada lagi, mahasiswa jadi stokis masker.

Setelah Covid-19 menyerang, elite politik dan rakyat jelata saling tunjuk dengan mata melotot kemerahan. Elite menuding rakyat bodoh, sehingga perlu disetir-setir otaknya. Sedangkan rakyat menuding elite ngomong tidak jelas, seperti mobil pickup yang setirnya macet.

Setelah Covid-19 menyerang, mbah google jadi hafal manfaat curcumin untuk kesehatan. Jahe, kunyit, dan temulawak naik ke panggung spektakuler setelah bertahun-tahun hanya jadi penghuni laci lemari dapur. Mana tadi yang jadi stokis masker? Apa gak mau alih profesi jadi grosir jahe saja?

Setelah Covid-19 menyerang, tidak ada yang berubah di negeri ini. Semuanya masih seperti kemarin, penuh sensasi, kacau balau, tetapi penghuninya masih hobi saling menertawai. Eh, ada ding yang berubah! Kalau dulu bersin di depan umum orang-orang biasa saja, seperti lihat iklan sabun mandi numpang lewat, sekarang  kalau ada yang bersin di depan umum orang-orang jadi was-was seperti lihat iklan kondom di jeda film animasi anak.

Setelah Covid-19 menyerang, Maukah kamu menikah denganku? tanya babi 1 pada babi 2 di sebuah peternakan. Babi 2 hanya bisa menangis sedih karena teringat kekasihnya, babi 3, yang tiba-tiba berubah jadi kambing. 

---

kota daeng, 6 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun