Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Pabrik Campina, Antara Kenangan Masa Kecil dan Kegembiraan Saat Dewasa

8 Agustus 2018   22:34 Diperbarui: 15 Agustus 2018   15:08 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Berjalan di dalam area marka, dan menyeberang di area zebra cross yang ditentukan. Dengan berjalan di dalam marka, maka kita kecil kemungkinannya akan terlibat dalam kecelakaan kerja, para karyawan bisa bekerja nyaman dan tidak merasa terganggu.

3. Mencopot sepatu di depan toilet dan masuk ke toilet dengan mengenakan kaus kaki. Toilet di lingkungan pabrik Campina selalu dalam kondisi kering dimana pengunjung dan karyawan secara keseluruhan dilarang membasahi lantai. Dilarang meludah sembarangan! harus di toilet. Kita diwajibkan menggunakan hand sanitizer di dalam toilet dan area pabrik sebagai langkah higienitas.

Memilah sampah adalah kewajiban di seluruh area pabrik Campina. dokpri
Memilah sampah adalah kewajiban di seluruh area pabrik Campina. dokpri
Sebelum masuk gedung utama dan ruang resepsionis. Tampak ada hand sanitizer di depan pintu. dokpri
Sebelum masuk gedung utama dan ruang resepsionis. Tampak ada hand sanitizer di depan pintu. dokpri
Acara dimulai dengan... berbaris dan briefing awal oleh ibu Anis sebagai bagian dari Humas Campina yang mengawal aba-aba supaya mengoles hand sanitizer di depan pintu masuk ruang resepsionis.

Lalu peserta diarahkan ke minibar di lantai 2 yang sekaligus merupakan museum mini berisi pernik memorabilia Campina seperti dispenser asam, embosser segel, alat pembuat cek, telepon manual (putar), dan banyak lainnya; sebagai bagian dari sejarah panjang Campina.

Mesin cone manual. Salah satu pengisi 'museum mini' Campina. dokpri
Mesin cone manual. Salah satu pengisi 'museum mini' Campina. dokpri
Barisan memorabilia Campina di lantai 2. dokpri
Barisan memorabilia Campina di lantai 2. dokpri
Seusai snacking, seluruh peserta diharuskan melepas sepatunya di lorong untuk masuk ke dalam ruang meeting. Ada paparan yang lebih komprehensif di sini; diawali oleh sejarah es krim zaman Romawi, hingga bangsa Arab yang mengawali pembuatan es krim berbahan susu dicampur buah-buahan. Tak ketinggalan, ada prinsip kebersamaan perusahaan Campina yang dikenalkan pada peserta yakni SALAM yang berarti Sukacita dalam bekerja, Aktif mencapai hasil sempurna, Lestarikan lingkungan, Adaptif dan berjiwa muda serta Menghargai setiap orang.

Salam Campina, prinsip kebersamaan Campina. dokpri
Salam Campina, prinsip kebersamaan Campina. dokpri
Pemutaran video tentang proses produksi Campina. dokpri
Pemutaran video tentang proses produksi Campina. dokpri
Pak Mustofa sebagai Brand Manager Campina menjelaskan varian produk pada kategorinya masing-masing. dokpri
Pak Mustofa sebagai Brand Manager Campina menjelaskan varian produk pada kategorinya masing-masing. dokpri
Dalam ruang ini dikupas produk Campina mulai dari jenis hingga targetnya mulai dari kategori Impulse (target berdasar usia) yang menyasar Kids (anak-anak), Teens (belasan tahun) hingga Young Adult/Kaum Muda; kategori Take Home dengan kemasan keluarga; serta kategori Bulk yang mencakup kemasan besar yakni 5 dan 8 liter untuk kafe atau hajatan dengan kebutuhan menu berbahan es krim scoope.

Campina mempunyai sekitar 80 varian produk yang dapat dikembangkan/discontinue setelah mengevaluasi respons dari masyarakat. Misalnya, es krim rasa mocha (perpaduan coklat dan kopi) kurang digemari oleh masyarakat akhirnya dihentikan produksinya.

Campina mempunyai diversifikasi cukup luas mulai dari produk non-susu sapi (rasa buah) hingga berbahan susu kedelai yang bisa dipilih oleh mereka yang intoleransi akan laktosa atau para vegan. Produk berbahan dasar susu kedelai ini (Dengan nama Lu Ve) juga dapat dikonsumsi oleh individu dengan kecenderungan autis.

Setelah paparan, ada kesempatan bertanya bagi peserta yang akan penulis ringkas sebagai kesimpulan saja:

1. Produk Campina dapat dikonsumsi oleh anak dibawah usia 5 tahun; jadi orangtua bisa mengadakan pesta ultah anak atau sejenisnya; namun Campina sebenarnya memposisikan produknya untuk anak yang telah memakan makanannya sendiri (bukan disuapi) sehingga target usianya ditulis minimal 5 tahun.

2. Pasar es krim sebenarnya masih bisa dikembangkan, karena konsumsi kita amat kecil yakni 0,6 liter/kepala pertahun. Dan market share Campina yang menerapkan strategi low budget high impact (dengan perbandingan biaya promosi Campina terhadap Walls 1:31 ), telah meraup kisaran 24% dari 250juta+ orang penduduk Indonesia dimana produk kompetitor mencapai 70% lebih. Sisanya diisi oleh Diamond, Indoeskrim, Aice, serta Hagendas, Baskin Robbins dll. Beberapa penghargaan telah diraih oleh Campina diantaranya Rekor Bisnis (ReBi), Superbrands, Top Brands dan Green Company Achievement. Campina cukup optimis karena mempunyai konsumen loyal meski ada brand baru semacam Aice.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun