Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Di Tikungan Hati

30 Juni 2019   00:54 Diperbarui: 30 Juni 2019   01:02 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejenak ku pandang wajahmu, sebelum bayanganmu benar-benar hilang di tikungan hatiku. Cawan tlah pecah terhempas kata, kasih tlah patah ber urai air mata

Di tikungan hati engkau benar-benar menghilang kini, sebaris senyum sekedar tanda perpisahan pun terasa basi. Rumpun perdu seperti kehilangan angan, pucuk bambu hanya riuh lalu menjauh

Pada senja tempat biasa kita bergandeng tangan, pada gugusan awan tempat cerita biasa kita tumpahkan, alasan apa gerangan hendak ku sampaikan.  Kabar tlah tersiar, aroma duka telah menguar

Di tikungan hati kini engkau tlah memutus mimpi, mencelupkan sepotong hati pada panas yang mendidih, merejam perasaan hingga tak terperih. Mungkin ini akhir dari kisah sebelum mati, atau mungkin mati sebelum mati itu tak berarti lagi

Bagan batu 30 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun