Mohon tunggu...
Iin Nuraini
Iin Nuraini Mohon Tunggu... Guru - guru penulis penikmat buku

Guru di SD Al Islam 3 Gebang Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Narasi vs SMS

29 Maret 2017   12:18 Diperbarui: 29 Maret 2017   12:33 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah belajar bernarasi. Aku lupa caranya memenggal kalimat. Pesan terlalu sesak dan tak punya ruang. Ruang terlalu gaduh untuk disinggahi. Ruang terlalu lebay untuk dikagumi. Tiba-tiba narasi tak punya tempat. Harga sewa mahal. Diobral gak laku. Lantas kita mulai berpesan melalui pesan pendek. SMS.

Seperti TTS. Penuh tanya. Banyak titik. Banyak jawab.  Itupun masih disingkat. Dengan bualan diancuk dari penguasa dan penjilat. Eh, bukan. Mungkin lidah kita sendiri.  Memberi ruang sembunyi pada kata singkat yang luar biasa mbludak maknanya. Cari alibi. Belingsatan. Pelinthat-pelinthut. Kusak-kusuk. Toh kembali dengan narasi.

Kurang ajar, saya dibodohi kata-kata!

(solo, 28 Maret 2017)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun