Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Kita Tidak Pernah Lagi

26 April 2024   06:14 Diperbarui: 26 April 2024   19:14 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ijpr.org

Kita tidak pernah lagi
Menyunting malam menjadi sajak-sajak romantis berirama magis
Memeluk gerimis menjadi pemandu rindu paling eksotis

Kita lebih suka bercengkerama dengan sunyi
Lalu menidurinya
Dan esok saat terjaga
Sepenggal mimpi kita biarkan menguar begitu saja di udara

Sudah lama kita tidak melakukannya lagi
Mengukir senja menjadi cinderamata paling indah dan memikat
Memetik rembulan menjadi lampu baca di sudut kamar bertabur pekat 

Kita lebih memilih menyandera sepi
Lalu mencumbuinya sedemikian rupa
Di hadapan angin yang sekuat mungkin menahan cemburu dan rasa jengah 

Belakangan, kita benar-benar tidak pernah lagi
Saling mengingat atau sekadar memikirkan

Kita telah menciptakan jurang yang teramat dalam, jurang bernama keputusan paling bijak
Yang kita sangkakan mampu menghapus rangkai kenang dan segala jejak 

Dan kita, sepertinya takkan pernah lagi
Melangkah seiring di jalanan yang dipenuhi duri
Hingga waktu berhenti berdetak dan mengaku kalah
Hingga kita terlahir kembali menjadi dua wujud yang berbeda

Aku menjelma sekuntum melati di celah bebatuan hulu sungai
Dan engkau, merupa kolibri yang sesekali meluruhkan helai-helai sayap menjadi puisi bermajas alegori

***
Malang, 26 April 2024
Lilik Fatimah Azzahra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun