Mohon tunggu...
eka amaliasani
eka amaliasani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Freelancer

Memiliki minat terhadap fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, dan menuangkannya dalam sebuah karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menunggu atau Melepaskan?

3 Agustus 2017   22:17 Diperbarui: 3 Agustus 2017   22:19 1987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sayaang, aku udah selesai nih. Yuk kita jalan sekarang"

"oke sayang, kamu mau aku bawain makan malem atau kamu mau makan bareng aku aja nanti?"

"ya makan bareng kamulahhh, gimanasi kan kita emang mau makan bareng" aku nyeletuk ketus, akibat emosi yang masih terbawa di ruang rapat tadi.

"kirain kan gituu, udah kelaperan banget gatahan pengen makan duluan. Hehehe"

Duuh lelaki ku tertawa, pasti tampannya tidak bisa dikalahkan. Giginya yang bersih dan putih terlihat jelas serta lesung pipi nya, membuat lelaki ku ini semakin tampan. Dengan membayangkannya saja sudah mereda emosiku.

"Hallooo Qila, mikirin apasih kamuu? Aku berangkat sekarang ya ke kampus kamu"

"Ngg, ga ga mikirin apa-apa. okee take care darling"

Belum sampai 30 menit aku menunggu, akhirnya kekasih hatiku datang dengan membawa sebuket bunga ditangannya. Ahhh betapa romantis lelaki ini, sungguh Tuhan maha pencipta yang paling baik, aku sangat bersyukur berpasangan dengan Ben. Terima kasih karena telah menakdirkan kisah ini Tuhan. Tuntas sudah emosiku, hilang semua berkat Ben ku.

Ben segera mencium keningku dan memberikan bunga mawar pink kesukaanku. Kami memang sudah enam bulan lamanya tidak bertemu langsung seperti ini, Ben baru seminggu lalu di Indonesia dan kemarin baru pulang ke Bandung. Sebelumnya ia melakukan penerbangan ke berbagai Negara yang di luar jam kerja seharusnya, karena ada salah satu maskapai penerbangan yang ditutup sementara maka dari itu sebagian penerbangan dialihkan ke maskapai tempat bekerja Ben. Ya seperti inilah hubungan kami, berbulan-bulan tidak berjumpa dan hanya bertemu beberapa hari saja, kecuali Ben mengambil cuti.

"Selamat hari jadi Aqila"

"ternyata kamu ingat, aku kira kamu sudah lupa" aku berlagak sinis menerima bunga dari Ben.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun