Hai kamu, yang berjalan tanpa sandaran
Yang paham cinta tapi merana
Sedikit luka dengan bekas terdalam
Aku melihat lewat fajar yang bangkit
Harapan yang penuh duka
Cinta tanpa pamrih
Suka tanpa melirih
Sayang yang dititipkan lewat embun-embun subuh
Aku hampir berpijak dengan kedua kaki
Menaruh pada sangkar dan juga burung yang memaki
Bulan terbit menerangi bumi, engkau datang tanpa sedikit esensi
Logika dihancurkan oleh jiwa dan mengonstruksikan sebuah tingkatan baru yaitu cinta
Kali ini dan sampai saat ini kaki yang kupijak tak ingin lagi berpijak
Terlalu sakit untuk menekan harapan yang belum pasti
Sekarang melangkahlah dalam perjalanan panjang dan lika-liku kehidupan
Manis dari sebuah perjalanan akan dirasakan ketika pahit sudah terbiasa