Sri, dia disimpan di hati tapi hanya terlihat melalui pesan di gawai.
Puisi tentang kerendahhatian, yang bukan berarti rendah diri
Kata pak Sapardi cintaimu dengan sederhana, kataku sebuah nama itu cuma kamu.
Hanya sedikit jalan yang belum kau jumpai Yang belum melihat senyummu dan membelai kakimu
10 tahun terlalu singkat untuk memahami kehidupan, Orang-orang dewasa di sekitar membuat terlalu banyak kebisingan
Naik dalam hasrat sekarat menuju bintang muda cantik, Bagaikan bunga yang bernyanyi di baskom air hidup.
Di ujung perjuangnyaDiujung perjuangannya, aku pilih dia
Kapan kamu terakhir kunjungi rahim kamu? ibumu contohnya? Pernahkah kamu mendengar tau membaca hadist-hadist tentang keutamaan menyambung tali silat
Aku sangat sedih tanpamu, Dan jiwaku benar-benar kosong. Kamu seperti sinar mentari di jendela, aku selalu sangat membutuhkanmu!
Namun, sayangnya rasamu terlalu bodohLama sekali tersadar bahwa kamu bukan siapa siapabahwa kamu bukan apa apa
Belajar, setidaknya sedikit, dalam mimpimu untuk menjadi berani.
Selalu saja bayang-bayang lebih panjang dari nyatanya. Tidak mampu membekas dalam kenang.
Saat suara lembutnya mati, musiknya masih bergetar dalam ingatan; Saat bunga kamboja manis jatuh sakit
Astaga... lama sekali aku tidak menulis. Terhitung dua bulan bahkan, ya ampun
didunia yang penuh dengan kemunafikkankebaikan yang terabaikandan kebusukan yang terlihat menawan
Dalam senyumanmu, ada kenangan yang terpatri, Rindu ini seperti riuh angin malam yang menggelayuti, Membawa doa-doa pada senja yang jauh di sana.....
hari hari indah, yang kemudian jadi kelamkau sudah memiliki kekasih rupanyaaku mengetahui itu, tanpa kamu tau
Penyembuhan atas luka-luka yang ada .・。.・゜✭・ Ini tentang proses ku untuk melupakan dia.
Selalunya, ketika aku menutup mata. Yang nampak ialah bukit hijau bertaburan bunga. Namun, sejak kau tersenyum selebar itu di hadapanku